Jumat, 31 Juli 2015

video tentang cacing tanah lumbricus rubellus

lumbricus rubellus

Cacing tanah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa ?Cacing tanah (Lumbricus terrestris) Lumbricus terrestris, the Common European Earthworm Lumbricus terrestris, the Common European Earthworm Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Annelida Kelas: Clitellata Ordo: Haplotaxida Upaordo: Lumbricina Families Acanthodrilidae Criodrilidae Eudrilidae Glossoscolecidae Lumbricidae Megascolecidae Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida.[butuh rujukan] Daftar isi 1 Morfologi 2 Aktivitas antimikroba 3 Referensi 4 Pranala luar Morfologi Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[butuh rujukan] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[butuh rujukan] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil.[butuh rujukan] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.[butuh rujukan] Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[butuh rujukan] Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.[butuh rujukan] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.[butuh rujukan] Aktivitas antimikroba Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka.[butuh rujukan] Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme.[butuh rujukan] Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.[butuh rujukan] Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal sebagai patogen cacing tanah.[butuh rujukan] Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins.[butuh rujukan] Lumbricus rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.[butuh rujukan] Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.[1] Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme antibiotik.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.[butuh rujukan] Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.[2] sumber....>https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah

manfaat pupuk kascing

Pupuk Kascing, Pupuk Organik Terbaik Pupuk Kascing sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia dengan hasil yang luar biasa untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai pupuk organik terbaik. Banyak aplikasi baru yang sudah diriset oleh universitas di Amerika dan sudah melalui pengujian di lapangan. Apapun jenis tanah atau tanaman akan diuntungkan oleh penggunaan Pupuk Kascing. 1. Peningkatan pertumbuhan: Pengujian yang ekstensif sudah dilakukan oleh Ohio State University, Cornell University, UC Davis di Amerika, dan Australia SIRO untuk membuktikan hasil dari penggunaan Pupuk Kascing. Pengujian -pengujian tersebut menunjukan peningkatan ukuran bunga, jumlah bunga, kualitas, dan warna. Pengujian pada buah dan sayuran menunjukkan peningkatan dari 15%-57% termasuk peningkatan pada rasa dan bentuk/penampilan. 2.100% Organik: Komunitas agro sudah menunjukan dukungan terhadap gerakan untuk menuju pertanian non-kimia. Pupuk Kascing sudah dikenal sejak riset Charles Darwin sebagai cara terbaik untuk penyuburan tanah dan tanaman yang sehat. 3.Tidak Beracun: Semua bahaya yang ditakutkan pada penggunaan pertanian kimia tidak ada pada Pupuk Kascing, karena memang tidak mengandung racun sama sekali. 4.Tidak panas: karena Pupuk Kascing adalah 100% organik maka tidak mengandung garam yang ditemukan di pupuk sintetik, yang berarti menghilangkan kemungkinan merusak tanaman. 5. Bebas bau: Pupuk Kascing adalah satu-satunya kotoran hewan yang tidak berbau. Pupuk Kascing berbau seperti tanah sehat yang subur. 6.Penghilang bau: Pengujian menunjukan bahwa Pupuk Kascing sangat efektif dan cepat dalam menghilangkan bau. Campurkan 20% Pupuk Kascing dengan kotoran sapi, kuda, maupun ayam yang sudah dikomposkan, maka semua bau akan hilang dalam delapan jam. 7. Penghilang jamur pada tanaman/buah: Riset dan pengujian yang dilakukan empat universitas besar di Amerika sudah menunjukkan bahwa biologi makanan tanah yang terkandung dalam Pupuk Kascing akan dengan cepat mengontrol problem jamur. Dalam beberapa minggu, pada tanaman yang mempunyai masalah dengan jamur akan menunjukkan perbaikan yang permanen. Semua jamur tanah dengan cepat akan terkontrol. Nitrogen yang dilepaskan pada waktu proses ini juga akan membantu dalam pertumbuhan tanaman. 8. Bio-pestisida: Pengujian juga menunjukkan bahwa mikro-organisme yang dikandung dalam Pupuk Kascing men-stimulasi organisme pada tanaman yang bekerja sebagai pencegah berbagai jenis serangga dengan meningkatkan enzim chitinase. Juga sebagai pencegahan terhadap semut. sumber........http://khasiatcacing.blogspot.com/2011/03/pupuk-kascing-pupuk-organik-terbaik.html

KASCING ( BEKAS KOTORAN CACING ) YANG MENJANJIKAN

Home » Review UKM » Kascing, Kotoran Cacing yang Menjanjikan Kascing, Kotoran Cacing yang Menjanjikan Danus Thursday, March 20th 2014. Review UKM 6425 views Jika kita berbicara terkait cacing, pastilah yang terbayang adalah seuatu hal yang menjijikkan. Tetapi ternyata, di balik itu semua ada sebuah peluang bisnis yang cukup menggiurkan ketika anda mau melihat dan meraba peluang bisnis ini. Selain cacing yang berpeluang bisnis, sesungguhnya potensi yang lebih besar ada pada kotoran cacingnya atau kascing. usaha kascing Kascing adalah sebuah pupuk organik yang sangat bagus untuk tanaman. Berdasarkan uji laboratorium, kascing ini memiliki kandungan zat hara yang lebih banyak, seperti nitrogen 1,79%, kalium 1,79%, fosfat 0,85%, kalsium 30,52%, dan karbon 27,13%. Kandungan ini sangat efektif untuk menggemburkan tanah dan membuat tanaman menjadi cukup subur, bila dibandingka dengan kandungan pada pupuk kimia. Namun, memang dalam memproduksi kascing ini susah susah gampang. Ada sebagian orang yang cukup mudah dan bisa sukses dalam mengembangkan usaha kascing ini, namun tidak sedikit pula orang yang mengawali kegagalan. Namun prospek usaha ini sangatlah besar dan menjanjikan. Cacing yang biasa digunakan adalah Lumbricus rubellus yang ketika dewasa bisa menghasilkan sekitar 5-15 kokon dalam waktu 35 hari. Dan sebuah kokon bisa menghasilkan sekitar 15 cacing. Perkembangan cacing ini sangat cepat, dan bisa naik menjadi berkali lipat dari produksi awal hingga masa 3 bulan. Untuk membuat kascing ini, ada baiknya anda mmebuat lantai semem dengan ukuran 5 m x 1,5 m x 0,15 m untuk hamparan cacingnya. Kemuidan untuk dindingnya bisa memakai dinding bambu ahar sirkulasi udara lancar, dan juga untuk menjaga kelembapan. Untuk medianya, anda bisa menggunakan kotoran sapi yang hanya memakan rumput saja. Hindarilah memakai kotoran sapi yang memakan makanan yang mengandung bahan kimia, sebab bisa menyebabkan kematian pada caacing anda, yang artinya usaha kascing anda akan merugi. Hindari pula kotoran kambing, sebab permukaannya berminyak, dan kotoran kuda karena sifatnya yang panas. Anda bisa memanen kascing ini setiap 2 pekan sekali, dan anda bisa menambahkan media kotorannya lagi. Tanda kotoran cacaing atau kascing sudah siap dikemas sebagai pupuk adalah kotoran sapi tersebut, sudah menjadi seperti remahan halus yang tak berbau seperti tanah. Dan dipasaran anda bisa menjual kascing ini dengan harga sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kilogramnya, tegrantung kualitas dan kandungan air di dalamnya. Kata kunci mesin pencari: kascing - harga kascing - harga pupuk kascing - cara buat pupuk kascing - pupuk kascing - harga kascing 2014 - cara memanen kascing - harga pupuk kascing 2014 - usaha pupuk kascing - harga kascing 2015 - bisnis pupuk kascing - Harga kotoran cacing - cascing - pupuk kotoran cacing - harga pupuk kascing 2015 - usaha kascing - harga pupuk cascing - analisa usaha kascing - pengusaha pupuk kascing - membuat pupuk dari kotoran cacing - tags: kascing, kotoran cacinf sumber.....http://danausaha.net/kascing-kotoran-cacing-yang-menjanjikan.html

Pemanfaatan pupuk kascing

Pupuk Kascing Pupuk Kascing Pupuk Kascing Menyediakan Pupuk Kascing ke seluruh Indonesia Untuk pemesanan Pupuk Super Organik Pupuk Kascing untuk Padi Organik dan semua Tanaman Organik untuk sawah dan perkebunan di seluruh Indonesia juga bisa memesan di kontak ini: Telepon atau sms: 085875951961 BBM PIN: 293ECA1C Facebook Pupuk Kascing : www.facebook.com/PupukKASCINGcom Untuk membeli Beras Organik silahkan ke Beras Organik Cacing benar-benar adalah Pekerja MENAKJUBKAN dari alam, dan inilah mengapa cacing peternakan Pupuk KASCING melakukan hal terbaik yang cacing lakukan secara ALAMI. Cacing yang membikin kompos Menyuburkan Tanah Pekarangan dan Taman dengan mengeluarkan Pupuk Kascing! Pupuk KASCING fakta: Tanah subur yang baik penuh cacing merah. Tanah yang jelek tidak memiliki cacing, tetapi hanya sedikit orang menyadari bahwa menambahkan Pupuk KASCING untuk tanah yang kondisinya jelek, menghilangkan penggunaan bahan kimia dan dapat dengan cepat memperbaiki struktur tanah yang jelek menjadi seperti tanah humus atau bunga tanah yang terbaik. Beginilah Cara Cacing melakukannya Cacing makan dan mencerna sebanyak berat badan mereka setiap hari, menghasilkan pupuk alami 100% yang terkenal sebagai Pupuk KASCING. Pupuk KASCING mengandung: - Kaya N (Nitrogen) - Kaya P (Fosfat atau P2O5/pentaoksida) - 11 kali lipat Kaya K (Potas cair atau K2O) dibandingkan tanah humus dari bahan lainnya Dan apa yang lagi KEDAHSYATAN pupuk KASCING? Pupuk KASCING bisa diramu dengan air menjadi Pupuk Organik Cair AMPUH dan Insektisida Organik yang disebut TEH CACING. DAHSYAT! Cacing dari peternakan Pupuk KASCING adalah Juara Pembikin Kompos Cacing kami benar-benar juara membikin kompos, kami bahkan tidak harus melatih mereka. Mereka melakukannya secara alami. Mereka dapat mengubah hampir semua bahan Organik menjadi Pupuk kaya nutrisi kelas tinggi dalam bentuk pupuk KASCING yang saya sebut TANAH EMAS HITAM! Dan anda sekarang dapat mendapatkan Tanah EMAS Hitam ini untuk Halaman Pekarangan, Kebun, Perkebunan, dan Pertanian anda. Dengan Pupuk KASCING anda juga dapat menanam semua tanaman ORGANIK dan Buah ORGANIK yang lebih Subur, lebih Besar, lebih Indah, lebih Sehat, lebih Kuat, lebih tahan penyakit dan hama; dan juga bisa mendapatkan sertifikasi 100% ORGANIK karena pupuk KASCING selain menjadi Pupuk ORGANIK juga sebagai Insektisida ORGANIK atau Pestisida ORGANIK alami. Dengan kapasitas produksi Pupuk KASCING 1.000 ton kg lebih/bulan kami siap melayani kebutuhan anda setiap hari. Untuk pemesanan Pupuk ORGANIK Pupuk KASCING siap kirim ke seluruh Indonesia silahkan memesan di kontak berikut ini: Telepon atau sms: 085875951961 BBM PIN: 293ECA1C http://www.PupukKASCING.com http://www.facebook.com/PupukKASCINGcom http://www.twitter.com/PupukKASCING Mari Kita TOLONG LIKE dan SHARE informasi ini DAN Halaman facebook http://www.facebook.com/PupukKASCINGcom Untuk Menyuburkan Tanah Bumi INDONESIA dan Memajukan Perkebunan dan Pertanian INDONESIA supaya INDONESIA SUBUR dan MAKMUR dengan Pupuk KASCING INDONESIA @ PupukKASCING.com Pupuk Kascing sumber.....http://www.pupukkascing.com/

Pemasaran cacing lumbricus rubellus

Pemasaran cacing lumbricus rubellus

Banyak sekali yang bertanya kepada saya bagaimana untuk pemasarannya klo kami budidaya cacing lumbricus ini?
Jawaban saya kurang lebih begini:
Klo bapak/ibu saudara serius ingin menggeluti usaha budidaya cacing, mulailah dari skala kecil dulu, misalkan 10 kg dulu. buktikan dulu kalau usaha cacing anda menunjukkan hasil dan dirasa bisa berkembang.
Pengalaman saya jika kita telah memulai usaha walaupun masih skala kecil, biasanya pasar akan datang sendiri, bisa dari mulut ke mulut. lebih baik lagi jika anda pasang iklan di internet. Cacing dapat ditawarkan kepada
1. Petani belut/moa/sidat, petani ini biasanya membutuhkan cacing yang banyak untuk pakan belut atau sidatnya
2. Petani/ penjual ikan hias, tidak jarang mereka mmbutuhkan cacing untuk ikan mereka
3. Pedagang burung, di jalanan terdapat banyak sekali kios pedagang burung, mereka biasanya butuh pasokan untuk burung yang dijualnya ataupun dijual kembali kepada konsumennya.
4. Pemancing mania, orang yang hobbi mancing biasanya butuh cacing buat umpan
5. Ekspor, Skala usaha anda dianaikkan dulu..produksinya harus banyak dan stabil..jika sudah oke percayalah,,anda akan diberi kemudahan untuk itu.




sumber.....>    https://banyakbunyi.wordpress.com/2014/08/28/pemasaran-cacing-lumbricus-rubellus/

Khasiat cacing lumbricus rubellus

KHASIAT CACING LUMBRICUS RUBELLUS



Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada dua jenis cacing yang biasa kita pakai di dalam budidaya cacing dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Caing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing Tiger/harimau)

Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain.

Limbah kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing lumbricus Rubellus. Apa bila kita masukan 1 kg cacing lumbricus Rubellus pada satu kotak yang berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan bau, dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah lama atau sudah menghitam. Lalu kita berikan pakan dari ampas tahu atau ampas aren, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.

Setelah terlihat telurnya matang atau terlihat kekuningan, kita pisahkan antara cacing induk dengan telornya, induknya kita simpan kemedia yang baru dan telor yang berada dimedia tadi kita biarkan selama kurang lebih dua minggu, maka telor tersebut akan menetas setelah menetas baru kita kasih pakan secara rutin, dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur seperti induknya.

Sementara itu, Induknya yang sudah bertelur, setelah dua minggu kemudian dia akan bertelur lagi. Terus begitu, bila pakannya bagus induk cacing tersebut setiap dua atau tiga minggu sekali ia akan bertelur. Dalam dua bulan dia akan menghasilkan empat keturunan, bila kita punya induk sebanyak 100kg dalam dua bulan kita akan punya 800kg calon anak cacing, bahkan bisa saja lebih karena setiap satu butir telur cacing lumbricus rubellus berisi 4 ekor anak cacing.

Cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.

Menurut para ahli cacing Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp

Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini . Diantaranya untuk :

Sembuhkan Typus
Menurunkan kadar kolesterol
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurunkan tekanan darah tinggi
Meningkatkan nafsu makan
Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik
Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber)

sumber : http://manfaatcacing.blogspot.com/2010_04_01_archive.html


Khasiat cacing tanah


Kita mungkin sering mendengar jika ada orang sakit tifus obat yang paling mujarab adalah cacing tanah, tapi biasanya cara konsumsi nya cacing tanah tersebut di rebus lalu diminum air rebusannya. ada juga yang cacing tanah tersebut di keringkan lalu di oven hingga kering lalu tumbuk hingga halus dan di konsumsi bubuk cacingnya atau tepung cacing tersebut.
dari mitos di atas saya sendiri penasaran ingin membuktikan khasiat cacing tanah ini, lalu saya membuat tepung cacing sendiri dan coba saya konsumsi sendiri dan juga untuk karyawan dan tetangga tetangga yang terjangkit sakit tifus dan ternyata hasilnya memang sangat menakjubkan. hanya dalam waktu 2-3 hari langsung pulih kesehatannya.
secara hasil dari khasiat cacing tanah sudah saya buktikan sendiri, tetapi saya sendiri masih bingung kok bisa cacing tanah bisa sangat berkhasiat untuk mengobati tifus, akhirnya saya mencoba mencari informasinya dari beberapa narasumber.
dari hasil diskusi dengan beberapa narasumber tersebut saya mendapatkan sebuah jawaban bahwa " penyebab sakit tifus adalah bakteri salmonela dan kandungan pada cacing tanah adalah pembunuh bakteri salmonela "
lalu saya mencari informasi lebih lengkap tentang kandungan yang terdapat pada cacing tanah dengan test lab kandungan, hasil dari test lab kandungan cacing tanah kurang lebih seperti dibawah ini :
Protein
68%
Asam glutamat
8.98 %
Treonin
3.28%
Lisin
5.16%
Glycine
3.54%
hasil lab di atas adalah beberapa kandungan yang ada di cacing tanah jenis lumbricus rubellus, dan ternyata di amerika dan jepang cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini sudah lama di teliti dan enzym dari lumbricus rubellus ini sangat efektif untuk mengobati penggumpalan darah pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan penyakit jantung hingga stroke. saya akan bahas lebih detail tentang enzym lumbrokinse ini di artikel berikutnya.

Cacing Tanah, Sahabat Para Penderita Tifus

Cacing tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. L. rubellus telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.

Ketika kita mencari obat demam atau tifus di toko obat cina, penjual akan menyarankan supaya menggunakan cacing kering untuk direbus dan diminum airnya, atau kalau tidak suka dengan baunya yang cukup menyengat, bisa memakan dalam bentuk kering yang sudah dimasukkan dalam kapsul. Cacing kering yang diberikan itu adalah jenis Ph. Aspergillum. Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi cacing tanah terhadap penyakit tifus. Dalam kasus penyakit tifus, ekstrak cacing tanah bisa bekerja dari dua sisi, yaitu membunuh bakteri penyebabnya sekaligus menurunkan demamnya.

Sumber : http://www.piogama.ugm.ac.id
 
 
 
sumber.....>    http://tipspetani.blogspot.com/2011/05/khasiat-cacing-lumbricus-rubellus.html

Nikmatnya bisnis cacing tanah

Nikmatnya Bisnis Cacing

Sukun, MC – Sempat jatuh bangun dalam berbisnis, tidak membuat Adam Azis kapok menekuni dunia usaha budidaya cacing. Setelah satu setengah tahun menggeluti, anggota Kelompok Tani Sri Mulyo Kecamatan Sukun ini mulai merasakan sukses.
Azis menunjukan cacing yang dipelihara
Dari sebanyak enam kotak cacing yang dikelolanya, seminggu tidak kurang dari 50-60 Kg cacing dihasilkan. Ini masih ditambah penghasilan dari pupuk bekas cacing yang terus meningkat dari hari ke hari.
Azis mengatakan selama ini permintaan pasar terhadap cacing sangat tinggi, mulai dari pengusaha kolam pancing, Dinas Perikanan hingga perusahaan obat. Dari permintaan 2 kuintal, seminggu hanya disanggupi seperempatnya saja, padahal harganya cukup lumayan. Satu kilogram cacing Rp 50.000.
“Selama ini untuk pasar cacing bagus, belum sampai saya menjualnya keluar, pembeli sudah berbondong-bondong sendiri ke tempat kami,” jelas Azis, senin (3/9).
Mengenai pakan cacing sendiri Aziz mengaku selam ini tidak pernah repot, sebab nasi bekas, pupuk kandang, kotoran kelinci, sampah dapur organik semua bisa dilahap cacing dengan baik. Karena itu seandainya di Kota Malang bisa lebih banyak lagi pengusaha cacing, tentu bisa mengurangi sampah-sampah di Kota Malang yang saat ini menjadi problem tersendiri.
Dengan prospek pasar yang masih sangat bagus, Azis menyebutkan, saat ini terus berusaha meningkatkan kapasitas produksi. Dia berharap, suatu saat bisa memenuhi permintaan sebanyak 2 kwintal per minggu.
“Dua kuintal per minggu. Itu baru dari beberapa pemesan, saya yakin pesanan akan semakin banyak melihat saat ini di Kota Malang masih langka yang menekuni bisnis cacing,” tegas Azis.
Terkait pemeliharaan cacing sendiri Aziz mengaku tidak rumit, cukup diberi makan cukup dan kelembapan tempat pemeliharaan dijaga sesuai suhu kamar. Cacing akan cepat besar dan berkembang biak. Penyiraman bisa dilakukan sore hari saja, atau pagi-sore tergantung cuaca, penyiraman bisa menggunakan air sumur, air PDAM ataupun air sungai, asalkan tidak tercemar.
Petugas kesehatan dari Puskesmas janti, Siti Muhimatul mengakui, Azis sangat kreatif dalam membangun sebuah usaha. Selain ternak cacing dia juga memadukannya dengan budidaya ketela cilembu, beternak lele, budidaya tomat, budidaya terong sehingga bisa semakin banyak yang dipanen.
“Produk yang dikeluarkan dari usaha Azis juga organik, sehingga kami senang membeli produk-produk yang dihasilkan karena bebas dari pencemaran bahan kimia,” terang Siti. (cah/dmb)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2012/09/nikmatnya-bisnis-cacing/#ixzz3hSexWa2d




sumber.......>    http://mediacenter.malangkota.go.id/2012/09/nikmatnya-bisnis-cacing/

Induk plasma budi daya cacing lumbricus rubellus

INDUK PLASMA BUDIDAYA CACING LUMBRICUS RUBELLUS

KAMI membutuhkan pasokan hasil panen Cacing lumbricus rubellus dari peternak peternak plasma
binaan kami untuk kebutuhan dalam Negeri dan Ekspor.

Mohon Untuk Pemesanan Bibit atau Kunjungan Konfirmasi sebelumnya agar kami bisa melayani dengan baik. Terimakasih

Kantor pemasaran: SANTOSO Desa Undaan Lor Gang 8, Kec.Undaan Kabupaten Kudus JATENG Telp 085742264786 / 082325081372
CACING LUMBRICUS


1) Industri pakan Ternak Menerima Cacing lumbricus rubellus Dengan Harga Rp.30.000, Itupun Masih Kotor dengan Biaya tambahan:
- Pengiriman
- Bongkar Muat
- Penyusutan
- Lewat tangan pengepul-pengepul kecil

Jika Tidak mampu Bersaing (harga jual Rp.10,000/Kg) Kita sebagai peternak Cacing lumbricus rubellus  Akan bangkrut

2) Kita Selalu berfikir harga Mahal akan mendatangkan hasil luar biasa , Padahal SALAH.
Harga mahal membuat kita tidak mampu bersaing, Berfikirlah Efisiensi dan Efektif supaya mampu bersaing. Dengan harga MURAH kita MAMPU BERSAING dan Laba Tetap Luar Biasa.
Banyak peternak Cacing lumbricus rubellus pasang harga Rp.40,000-50,000/Kg tapi mereka tidak bisa jual hasil panenya
, KAMI Punya Kunci-kunci Rahasia meski hasil jual panen Cacing lumbricus rubellus Rp.10,000/Kg pun keuntungan yang didapat LUAR BIASA.

3) Cukup dengan membeli paket BIBIT dari kami, Akan kami ajarkan bagaimana budidaya Cacing lumbricus rubellus yang Murah dan Efisien supaya bisa bersaing  di pasaran meskipun harga panen cuma Rp.10,000/Kg.
- Tanpa pakan dan Tanpa Perawatan Gratis

4) TARGET/TUJUAN
- Harga jual hasil panen Cacing lumbricus rubellus murah tapi laba besar sehingga daya saing untuk masuk ke industri tidak sulit
- Saya sebagai Induk Plasma Cacing lumbricus rubellus masih bisa untung saat membeli hasil panen dari Peternak-peternak plasma/binaan saya.

5) Pengiriman Paket Bibi Cacing lumbricus rubellus menggunakan Mobil untuk menghindari kematian bibit, tidak perlu menyiapkan apapun apalagi yang mengeluarkan biaya , hanya menyiapkan Ruangan yang sudah ada, yang aman dari hujan dan gangguan hewan seperti ayam.
Akan kami ajarkan semua dari penebaran bibit Cacing lumbricus rubellus sampai dengan panen, kami juga akan membantu Penataan Tempat Budidaya nya.

6) Harga 1 PAKET Bibit Cacing lumbricus rubellus Rp 45,000 .isi 1 paket bibit/ 1 Paket Setara 1Kg dengan Komposisi:
- Indukan cacing 20%
- Banyak Telur yang akan menetas tiap harinya.
- Media Asli cacing
- Media Baru

7) kecepatan panen tergantung banyak sedikitnya bibit yang ditebar, dengan cara pembiaran Cacing lumbricus rubellus berkembang 2x lipat tiap bulan, dengan cara kami, Cacing lumbricus rubellus tidak perlu perawatan dan pakan selama 1 bulan sehingga nyaris tanpa biayaperawatan maupun pakan.

8) Perkembangan Cacing lumbricus rubellus 2x Lipat tiap bulanya, misalnya 100 paket bibit dengan indukan 20kg:

- bulan 1 = 20kg
- bulan 2 = 40kg
- bulan 3 = 80kg
- bulan 4 = 160kg
- bulan 5 = 320kg
- bulan 6 = 640kg

9) Kami hanya membina Peternak Cacing Plasma kami, Bukan Peternak cacing LR di luar plasma kami, Bibit Beli dari kami dan Hasil panenya di jual ke kami lagi.

DOKUMENTASI : PENGIRIMAN PAKET BIBIT CACING LUMBRICUS KE CALON PETANI PLASMA DI PALEMBANG


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

EXSPORTIR CACING LUMBRICUS RUBELLUS

PUSAT PETERNAKAN BUDIDAYA 
CACING LUMBRICUS RUBELLUS
SYSTEM PLASMA INDONESIA


GUDANG PRIMER KOPERASI CACING KABUPATEN KUDUS
Jl.Kudus-Purwodadi KM.8 Ds.Undaan Lor RT.08/05 Kec.Undaan Kab.Kudus 0857-4226-4786
PELUANG BISNIS TERNAK CACING LUMBRICUS, MULAI CARA BUDIDAYA SAMPAI PEMASARAN HUBUNGI KAMI 0857-4226-4786

Cara Budidaya Ternak CACING LUMBRICUS RUBELLUS :
CACING LUMBRICUS RUBELLUS :
Media : 
- Baglok Jamur

Pakan CACING LUMBRICUS RUBELLUS :
- Ampas Sagu
- Ampas Kelapa
- Ampas Tahu
- Sampah Sisa Sayur
- Sampah Sisa Buah Non asam
- Sisa Nasi
- Kotoran Ternak (sapi, Kambing, ayam dll)
- Pakan diberikan berupa bubur cair sangat encer

Media Bertelur CACING LUMBRICUS RUBELLUS :
- Pohon Pisang dicacah Kasar +- 5 Cm

Foto Dokumentasi Budidaya CACING LUMBRICUS RUBELLUS :































------------------------------------------------------------------------
085742264786 Jual BIBIT INDUKAN KOKON CACING LUMBRICUS RUBELLUS 085742264786 CACING LUMBRICUS RUBELLUS jember
mojokerto sp bandung sidoarjo adalah lampung pasuruan
semarang pdf solo kaskus kediri malang untuk pakan lele
adam adam malang rubellus adalah agromania agen
agromania rubellus
anatomi CACING LUMBRICUS RUBELLUS terestis anatomi
bogor bekasi budidaya cacing beku lumbricus jual bandung
jual bogor ternak bandung jual bekasi rubellus bandung
budidaya rubellus beli beternak rubellus budidaya di malang

bisnis
bibit rubellus beli rubellus budidaya pdf budidaya yogyakarta
budidaya malang jual cirebon jual cimahi ciri ciri2 cari di malang
depok jual di jakarta jual di bandung jual di malang jual di semarang.

jual CACING LUMBRICUS RUBELLUS dunia bibit di solo jual depok beli CACING LUMBRICUS RUBELLUS di malang ternak di malang pembeli di malang jual di tangerang distributor rubellus
jual rubellus di solo.

distributor CACING LUMBRICUS RUBELLUS peternak di bandung
penjual di solo jual rubellus di malang eksportir ekspor export
cacing fosfor (lumbricus sp) fungsi foto harga harga rubellus hama
habitat harga 2015 harga kering habitat rubellus harga 2012 indukan .
jogja CACING LUMBRICUS RUBELLUS jawa timur jakarta jual cacing jenis lumbricus rubellus
cacing jenis lumbricus ternak jogja budidaya jatim bibit jogja
budidaya jawa timur jual rubellus jual surabaya jual CACING LUMBRICUS RUBELLUS jakarta.

jual CACING LUMBRICUS RUBELLUS malang jual jogja klaten kudus khasiat  kegunaan khasiat rubellus klasifikasi rubellus kandungan kandungan rubellus kapsul
klasifikasi kandang kemitraan klasifikasi terrestris kasiat kerjasama komunitas kokon medan malang jual murah.

ternak CACING LUMBRICUS RUBELLUS malang jual medan pengepul malang penyebab mati budidaya medan cara budidaya malang manfaat rubellus manfaat  media rubellus memelihara purwokerto rubellus pdf ternak pdf pakan  pemasaran CACING LUMBRICUS RUBELLUS pemasaran rubellus.

pengepul pembeli pasar pembeli rubellus pesan pakan rubellus penjualan peternak penjual pasaran perkembangan rubellus wikipedia rubellus surabaya cacing tanah lumbricus rubellus.

CACING LUMBRICUS RUBELLUS surabaya sukun malang budidaya sp jual semarang beli surabaya
jual solo pengepul surabaya budidaya surabaya bibit solo pemasaran cacing tanah lumbricus sp jual rubellus surabaya terrestris terestris tiger cacing tanah lumbricus manfaat terrestris peranan terrestris jual tangerang budidaya cacing tanah lumbricus rubellus klasifikasi(cacing tanah) lumbricus terrestris klasifikasi cacing tanah lumbricus rubellus budidaya cacing tanah lumbricus manfaat cacing tanah lumbricus rubellus.

jual cacing tanah lumbricus rubellus morfologi cacing tanah umbricus rubellus jenis cacing tanah lumbricus usaha umur umur rubellus www. yogyakarta jual yogyakarta jual bibit yogyakarta habitat asli rubellus budidaya rubellus pdf cara budidaya rubellus jual bibit rubellus cara beternak rubellus jual beli rubellus.

harga bibit rubellus jual bibit rubellus malang media budidaya  rubellus ciri rubellus cara ternak rubellus daftar harga rubellus harga jual rubellus siklus hidup rubellus harga cacing tanah umbricus rubellus jenis rubellus jual rubellus jakarta kegunaan .rubellus kandungan protein CACING LUMBRICUS RUBELLUS masa panen rubellus.

CACING LUMBRICUS RUBELLUS makanan rubellus penjual  rubellus pasar pengertian peternak prospek CACING LUMBRICUS RUBELLUS ternak vermikompos budidaya bogor jual beli
cara budidaya ciri ciri cara panen cari bibit cara merawat cara memanen cara pemasaran cara menjual cara mencari cara memelihara CACING LUMBRICUS RUBELLUS cari pembeli .

cara mendapatkan CACING LUMBRICUS RUBELLUS cara pengiriman daftar harga kandungan gizi harga bibit harga beli siklus hidup media hidup tempat hidup harga tepung jual bibit jakarta jual jawa timur jual jawa tengah jual bibit jatim klasifikasi sp
kebutuhan kandungan protein CACING LUMBRICUS RUBELLUS jual kokon lapisan tubuh terrestris media budidaya kandungan nutrisi ternak teknik budidaya tarif telur jual tepung cacing tanah jenis lumbricus analisa usaha peluang usaha pakan untuk media untuk ukuran media analisis usaha CACING LUMBRICUS RUBELLUS.

umur panen makanan untuk modal usaha CACING LUMBRICUS RUBELLUS video budidaya video ternak. 




sumber....> http://cacinglumbricuskudus.blogspot.com/

Diklat budidaya cacing tanah

Diklat Budidaya Cacing



Sejarah Singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
6.2. Sentra Peternakan
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.
6.3. Filum Cacing
Berbicara masalah cacing, maka berdasarkan Klasifikasi Filumnya terbagi menjadi :
  1. Filum  Platyhelmintes  (Cacing Pipih)
  2. Filum  Nemathelminthes  (Cacing Gilig)
  3. Filum  Annelida  (Cacing Bersegmen)
6.3.1. Filum  Platyhelmintes  (Cacing Pipih)
A. Ciri Utama Yang Dimiliki :
  • Bentuk tubuh pipih, dan simetri bilateral.
  • Aselomata (belum memiliki rongga tubuh).
  • Bersifat hermaprodit.
  • Memiliki sistem organ sederhana (misal : 1. sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring, usus dan tanpa anus. 2. Respirasi melalui difusi dari permukaan tubuhnya, dll)
  • Hidup secara bebas, dan ada pula yang parasit.
B. Klasifikasi Filum Platyhelminthes
Klasifikasi didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang dimiliki:
Ada 3 Kelas, yaitu :
  • Turbellaria—diwakili oleh planaria (hidup bebas)
  • Trematoda—diwakili oleh cacing hisap (parasit)
  • Cestoda—diwakili oleh cacing pita (parasit).
B.1. Kelas Turbellaria / Cacing Berambut Getar
Contohnya  Planaria (Dugesia sp)
  • Memiliki silia sebagai alat bantu bergerak
  • Merupakan cacing pipih yang hidup secara bebas/tidak parasit.
  • Habitat di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih)
  • Pemakan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati
  • Bernafas melalui difusi pada permukaan tubuhnya
  • Hermaprodit
  • Reproduksi melalui : Seksual atau Aseksual (fragmentasi)
6.3.2. Filum  Nemathelminthes  (Cacing Gilig)
Ciri Utama Yang Dimiliki :
  • Tubuh simetri bilateral, bulat panjang, bagian anterior dan posterior runcing.
  • Ditemukan hampir di semua tempat – darat, air tawar, laut, kebanyakan adalah parasit.
  • Memiliki rongga tubuh semu (Pseudoselom)
  • Biasanya bukan hermaprodit (1 individu jantan dan betina terpisah – betina umumnya berukuran lebih besar).
  • Saluran pencernaan sempurna-mulut sampai dengan anus
3. Enterobius vermicularis / Cacing Kremi
  • Parasit yang menyerang anak-anak.
  • Menginfeksi manusia melalui makanan yang dipegang dengan tangan yang kotor dan terinfeksi telur cacing.
  • Cacing dewasa memiliki panjang sekitar ½ inchi.
  • Hidup sebagai parasit pada usus besar, dan bila bertelur akan menuju ke anus.
4. Wuchereria Bancrofti / Cacing Filaria
6.3.3. Filum  Annelida  (Cacing Bersegmen)
Ciri Utama Yang Dimiliki :
  • Tubuh memiliki ruas-ruas /segmen tubuh yang jelas
  • Simetri bilateral
  • Tubuh berongga (memiliki selom) berisi cairan yang membantu pergerakan
  • Sistem organ telah berkembang baik. Saluran pencernaan lengkap, sistem peredaran darah tertutup, dan sistem syaraf tangga tali
  • Secara umum hidup bebas, walaupun ada yang bersifat parasit eksternal pada hewan dan manusia
Klasifikasi Annelida
Filum Annelida diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu :
  • Hirudinea—lintah (hidup di air tawar, bersifat parasit)
  • Polychaeta—cacing pasir (umumnya hidup di laut)
  • Oligochaeta—cacing tanah (hidup di tanah dan air tawar)
A.Hirudinae
  • Hidup di air tawar, bersifat parasit eksternal
  • Menghisap darah inang dengan alat penghisap di setiap ujung tubuhnya
  • Dalam menghisap darah, lintah mengeluarkan zat antikoagulan (anti pembekuan darah).
  • Kini digunakan dalam pengobatan
B.Oligochaeta / Cacing tanah
  • Berguna dalam meningkatkan aerasi tanah sehingga meningkatkan kesuburan tanah
  • Memiliki saluran pencernaan lengkap dimulai dari mulut sampai anus
  • Tubuhnya dilapisi kutikula dan lendir yang dihasilkan oleh kulit epidermis membantu agar terhindar dari kekeringan
  • Respirasi menggunakan permukaan kulitnya
  • Tubuh memiliki rangka hidrostatik
  • Hermaprodit
6.4. CACING TANAH
6.4.2. Jenis
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus.
Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.
Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak
6.4.7. Aktivitas antimikroba
Cacing tanah merupakan hewan verteberata yang hidup di tempat yang lembab dan tidak terkena matahari langsung. Kelembaban ini penting untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuhnya. Kelembaban yang dikehendaki sekitar 50 – 70%. Selain tempat yang lembab, kondisi tanah juga mempengaruhi kehidupan cacing seperti pH tanah, temperatur, aerasi, CO2, bahan organik, jenis tanah, dan suplai makanan.
Diantara ke tujuh faktor tersebut, pH dan bahan organik merupakan dua faktor yang sangat poenting. Kisaran pH yang optimal sekitar 6,5 – 7,2. Adapun suhu ideal menurut beberapa hasil penelitian berkisar antara 21-30 derajat celcius.
Cacing yang dapat mempercepat proses pengomposan sebaiknya yang cepat berkembang biak, tahan hidup dalam limbah organik, dan tidak liar. Dari persyaratan tersebut, jenis cacing yang cocok yaitu Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, dan Pheretima asiatica. Cacing ini hidup dengan menguraikan bahan organik. Bahan organik ini menjadi bahan makanan bagi cacing. Untuk memberikan kelembaban pada media bahan organik, perlu ditambahkan kotoran ternak atau pupuk kandang. Selain memberikan kelembaban, pupuk kandang juga menambah karbohidrat, terutama selulosa, dan merangsang kehadiran mikroba yang menjadi makanan cacing tanah.
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka. Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme. Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.
Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal sebagai patogen cacing tanah. Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins. Lumbricus rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme antibiotik. Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh. Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri. Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri. Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian. Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.
6.5. Manfaat
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.
Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
a). Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
b). Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
c). Bahan Baku Kosmetik
d). Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
e). Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
6.6. PEDOMAN TEKNIK BUDIDAYA
6.6.1. Persyaratan Media dan Lokasi
  1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
  2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6,5 -7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
  4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 50-70 %.
  5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 21–30 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
  6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
6.6.2.  Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar
Kotak untuk memelihara cacing dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat menampung ‘pupuk cair’ yang keluar.
Kotak untuk memelihara cacing dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat menampung ‘pupuk cair’ yang keluar. ‘Pupuk cair’ adalah cairan yang dihasilkan oleh cacing, bagus untuk tanaman! Dapat dengan mudah ditampung dalam nampan yang diletakkan dibawah kotak  cacing anda. Makin basah makanan untuk cacing makin banyak pupuk cair yang akan didapat. Perhatian! Pastikan anda memasang mangkuk berisi oli dikaki-kaki kotak untuk menghindari serangan semut.
6.6.2.Pembibitan
Dalam pembuatan casting, penyediaan bibit cacing merupakan hal yang utama. Bibit ini dapat diperoleh di peternak cacing. Dengan membeli di peternak, cacing yang diperoleh telah jelas jenis, umur dan beratnya. Di peternak, bibit cacing dijual per kilogram.
Dalam membeli cacing tersebut, perlu disediakan wadah untuk membawanya. Wadah ini dapat berupa wadah plastik yang biasanya juga untuk budidaya cacing. Wadah ini kemudian diisi media (biasanya dari peternak) lalu diisi cacing yang telah ditimbang. Untuk mengurangi sinar matahari, wadah ditutup dengan potongan batang pisang.
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.
a) Pemilihan Bibit Calon Induk
Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
b) Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
  1. Pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
  2. Pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
  3. Pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
  4. Pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
  5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
c) Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
d) Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina pada bagian ventral atau ventro lateral dalam satu tubuh. Cacing dewasa kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau pelana berwarna muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan. Klitelum terkait dengan produksi kokon. Klitelum pada spesies L. rubellus dimulai pada segmen 22 memanjang 4 sampai 10 segmen ke posterior. Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies.
Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Untuk menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar sperma yang akan membuahi sel telur. Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang kelamin betina.
Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong oleh gerak maju cacing. Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut.
Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
6.6.3.Pemeliharaan
Langkah-langkah teknis untuk mulai memelihara cacing, yaitu :
  1. Masukkan kompos setebal 15 cm kedalam kotak
  2. Potong kecil-kecil sisa sayur dan masukkan kedalam kotak
  3. Tambahkan sedikit air kedalam media agar cukup basah
  4.  Aduk semuanya, gunakan sarung tan­gan karet jika mau
  5. Perlahan masukkan 1 kg cacing  kedalam kotak
  6. Jika cacing masuk kedalam media – berarti mereka  merasa nyaman.
  7. Jika mereka diam atau berusaha naik, berarti ada kesalahan pada campuran media anda.
  8. Tutuplah penutup kotak dengan benar untuk menghindari masuknya pemangsa cacing! Penutup kotak bisa terbuat dari kawat kasa, karet, plastik, seng atau kayu, pastikan ada lubang lubangnya sebagai ventilasi udara!
  9. Jangan Masukkan :Ampas kopi atau teh, Minyak atau yang berminyak, Bahan yang mengeluarkan bau keras, Sabun atau bahan kimia, Tulang atau daging, Buah yang masam (jeruk)sertaGaram atau gula
6.6.4. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :
1) Beri makan paling tiga hari sekali.
2) Dalam Bentuk Potongan Kecil-kecil
o Potong kecil-kecil makanannya (ingat­lah bahan-bahan yang dilarang)
o Simpan dalam ember tertutup selama 2-3 hari agar terfermentasi
o Buatlah lubang pada media dan masukkan makanan dari ember tadi
o Tutup lagi dengan media perlahan-lahan (hindari alat yang tajam)
o Catatan: Anda boleh masuk­kan juga batang pisang yang dipotong kecil sebagai makan­an cacingnya
3) Dalam Bentuk Bubuk atau Bubur
o pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
o bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
o pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya. pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi. bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
4) INGATLAH – Hal-hal yang Harus Diperhatikan :
o Kelembaban: Terlalu Basah,Tambahkan kompos dan aduk-aduk, jaga jangan sampai media menjadi padat.
o Kelembaban : Terlalu Kering. Jika terlihat kering tambahkan makan­an yangbanyak mengandung air.
o Worm Eaters! Tikus semut ayam kadal bebek katak.
6.6.5. Penggantian Media
Banyak media yang bisa digunakan untuk beternak cacing dan juga harus memiliki syarat-syarat  yang memadai
Syarat untuk layak menjadi media diantaranya adalah :
  1. Media selalu gembur, tidak mudah padat.
  2. Cacing senang kelembapan (tapi tidak berlebihan), jadi media harus mampu menahan kelembapan (tingkat kelembapan: 50 – 70%) lingkungan.
  3. Media mudah terurai.
  4. Media adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan dan tidak mengeluarkan lagi gas-gas yang berbahaya bagi cacing.
  5. Suhu media berkisar antara 21 – 30 derajat C.
  6. pH media antara 6,5 – 7,2.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media antara lain :
  1. kotoran ternak (sapi, kuda, ayam, domba – yang terbaik kotoran sapi karena kandungan protein yang dapat langsung dicernanya terendah)
  2. kompos
  3. serbuk gergaji (jangan serbuk gergaji kayu putih, pinus dan jeruk karena mengandung minyak asiri yang tidak disukai cacing)
  4. rumen (kotoran yang masih terdapat dalam perut binatang ruminansia seperti sapi, bisa didapatkan di rumah-rumah potong)
  5. sekam
  6. jerami
  7. batang pisang
  8. bubur karton/kertas
  9. kulit jagung serta bahan organik berserat lainnya
Bahan-bahan ini bisa dipakai sendiri-sendiri atau dikombinasikan, sebagai contoh menggunakan bubur kertas tanpa dicampur apapun, campuran sekam dan kotoran sapi, campuran kotoran sapi dengan kompos dengan hasil yang relatif sama. Jadi kita tidak perlu terpaku pada satu bahan atau campuran tertentu untuk dijadikan media. Di Lembang, misalnya, karena mudah mendapatkan batang pisang dan kotoran sapi maka beberapa peternak cacing menggunakan campuran keduanya sebagai media dan sekaligus makanannya. Kalau Anda dekat dengan pasar atau perkebunan/pabrik teh sampah daun-daunan dapat dimanfaatkan.
Karena persyaratan di atas, media seperti kotoran hewan, daun-daunan, serbuk gergaji kayu harus terlebih dahulu dibiarkan mengalami fermentasi/ dekomposisi/ pelapukan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan.
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
6.6.7. Hama dan penyakit
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
6.6.8.  Panen
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
a. Tepung Cacing
Dari berbagai penelitian tepung cacing mempyai Asam Amino paling lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh. enzim lumbrokinase menormalkan tekanan darah. enzim peroksidase & enzim katalase efektif menyembuhkan penyakit degeneratif seperti, diabetes mellitus, kolesterol, rematik.
Enzim selulase &lignase membantu memperbaiki pencernaan / gangguan lambung ( maag ) yang rusak. arachinoid acid sebagai penurun suhu tubuh, & mempunyai zat penghambat kuman salmonella typhimuroium, escherichia coli, sthapyiloccus albus bacillus, lesteria monocytogenes, sehingga efektif untuk penyembuhan penyakit typus .
Tepung cacing berlemak rendah tidak mengandung racun & tdak ada efek samping, bagi penderita diabetes,tepung cacing dapat meningkatkan stamina, memperbaiki sel tubuh, syaraf, pankreas, apabila mengkonsumsi secara rutin gangguan metabolisme tubuh dapat kembali normal.
b. Obat dari cacing
Hasil utama berupa cacing dapat dibuat obat dari cacing. Adapun Cara Membuat Obat dari Cacing adalah sebagai berikut :
Bahan : 1 kg cacing segar (bisa digunakan untuk membuat sekitar 2000 kapsul)
Cara membuatnya :
  1. Cacing yang masih segar di cuci pada air yang mengalir
  2. Kemudian dicelupkan ke dalam air hangat, agar cacing mati
  3. Lakukan pengeringan cacing, bisa di jempur panas matahari ataupun digongseng di atas wajan
  4. Hancurkan cacing yang telah kering sehingga menjadi serbuk dengan mesin penggiling (misalnya blender)
  5. Masukan serbuk cacing pada alat pengisi kapsul atau isi kapsul yang sudah ada secara manual
  6. Lanjutkan proses dengan memasukan kapsul ke dalam botol dan tak lupa masukkan slica gel ke dalamnya agar tetap kering dan tidak lembab
  7. Tutup botol rapat-rapat dan kemas dengan kotak kemasan berlabel
  8. Obat alami dari cacing pun siap dipasarkan.
Cara Pemakaiannya :
  1. Untuk demam tinggi pada tipus, sebaiknya berikan 2 kapsul setiap 4 jam sekali. Barulah setelah demam turun diberikan dosis normal, misalnya 3 kali sehari @ 1 kapsul.
  2. Bagi orang sehat bisa saja mengkonsumsi obat ini, misalnya 1 kapsul/hari untuk membantu daya tahan tubuh.
  3. Pada luka borok, bisa diberikan dari dalam dan luar. Pemberian dari luar dengan membuka kapasul dan langsung menuangkan serbuk pada luka tersebut. Dijamin kulit yang tekena luka akan cepat mulus kembali.
c.Pupuk Organik Kascing atau vermikompos
Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan karakteristik pupuk anorganik, antara lain kandungan unsur hara yang relatif tinggi dan penggunaan yang relatif praktis, meskipun sebenarnya petani menyadari harga pupuk anorganik lebih mahal. Kondisi ini semakin terasa dengan semakin naiknya harga sarana produksi pertanian, terutama pupuk organik.
Namun proses pengomposan secara alami untuk mendapatkan pupuk organik memerlukan waktu yang cukup lama dan dianggap kurang dapat mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan pupuk organik kini ditemukan beberapa aktivator yang dapat mempercepat proses pengomposan sehingga kontinuitas produksi pupuk organik lebih terjamin.
Pupuk kascing atau pupuk bekas cacing ini saat ini menjadi suatu pilihan baru bagi masyarakat apabila ingin mulai belajar memproduksi pupuk sendiri di belakang rumah dan juga solusi untuk mandiri pupuk untuk penggunaan pribadi.
Berdasarkan hasil penelurusan saya di luar negeri pupuk kascing sudah banyak dibuat di setiap rumah-rumah, mereka memisahkan sampah sampah rumah tangga antara sampah organik dan non organik, yang organik untuk di kompos oleh cacing dengan cara vermikompos. dan yang non organik dibuang agar bisa di daur ulang.secara kandungan pupuk kascing ini sangat bagus untuk mengembalikan kesuburan tanah dan betul-betul 100% organik tidak ada kandungan kimia sedikitpun.
Kompos cacing tanah atau terkenal dengan Kascing yaitu proses pengomposan juga dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Kerjasama antara cacing tanah dengan mikro organisme memberi dampak proses penguraian yang berjalan dengan baik. Walaupun sebagian besar proses penguraian dilakukan mikroorganisme, tetapi kehadiran cacing tanah dapat membantu proses tersebut karena bahan-bahan yang akan diurai oleh mikroorganisme telah diurai lebih dahulu oleh cacing. Dengan demikian, kerja mikroorganisme lebih efektif dan lebih cepat.
Hasil dari proses vermikomposting ini berupa kascing. Ada juga orang mengatakan bahwa cascing merupakan kotoran cacing yang dapat berguna untuk pupuk. Cascing ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan cascing tergantung pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun umumnya cascing mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, vitamin. Karena mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka cascing dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara Pembuatan
Ada dua cara pembuatan cascing.
1. Cara pertama,
Dalam cara ini perlu dipersiapkan mengenai cacingnya, bahan yang dikomposkan, dan lokasi pengomposan. Setelah semuanya disiapkan, tinggal proses pengomposan.
Sedangkan langkah-langkah pengomposannya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan cacing tanah
Jumlah cacing yang diperlukan belum ada patokan. Ada yang menggunakan pedoman bahwa setiap meter persegi dengan ketebalan media 5-10 cm dibutuhkan sekitar 2000 ekor cacing atau luas 0,1 m2 dibituhkan 100 gram cacing tanah. Perlu diketahui bahwa dalam satu hari cacing tanah akan memakan makanan seberat tubuhnya, misalnya bobot cacing 1 gram maka dalam satu hari cacing akan memakan 1 gram makanan.
b. Bahan
Bahan yang digunakan berupa anorganik (limbah organik), seperti sisa sayursayuran, dedaunan atau kotoran hewan. Dengan demikian proses pengomposan cara ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik dan menghasilkan pupuk organik dan menghasilkan cacing yang menjadi sumber protein hewani bila digunakan sebagai pakan ternak. Bahan organik ini tidak dapat langsung digunakan atau diberikan kepada cacing, tetapi harus dikomposkan atau difermentasikan. Caranya yaitu dibiarkan sekitar 1 minggu. Selain bahan organik yang diberikan pada awal sebagai media, diperlukan juga makanan tambahan untuk menghindari makanan yang asam karena berbahaya bagi cacing. Makanan tambahan ini dapat berupa kotoran hewan atau sisa tanaman yang telah dihaluskan.
c.Wadah
Wadah yang digunakan untuk budidaya cacing maupun pembuatan casting dapat berupa kayu, plastik, atau hanya berupa lubang-lubang dalam tanah. Perlu diperhatikan, wadah tersebut tidak terbuat dari logam atau alumunium yang dapat membahayakan cacing. Beberapa bahan serta ukuran yang biasa dibuat untuk wadah pembudidayaan cacing yaitu: kotak kayu berukuran 60 x 45 x 15 cm3, lubang tanah berukuran 8 x 0,2 m3, drum berdiameter 100 cm, tinggi 45 cm.
d. Proses Pengomposan
  • Limbah organik seperti sampah daun atau sayuran ditumpuk dan dibiarkan agar gas yang dihasilkan hilang. Tumpukan itu disiram air setiap hari dan dibalik minimal 3 hari sekali. Proses ini dilakukan sekitar 1 minggu.
  • Setelah sampah tidak panas (suhu normal), tempatkan di wadah yang telah disediakan. Akan lebih baik bila dicampur dengan kotoran hewan yang tidak baru dan tidak kadaluwarsa. Pencampuran kotoran hewan ini dimaksudkan untuk menambah unsur hara bagi pupuk yang dihasilkan. Setiap hari ditambahkan makanan tambahan berupa kotoran hewan yang telah diencerkan seberat cacing yang dipelihara, misalnya cacing 1 gram maka makanan tambahan yang ditambahkan juga 1 gram.
  • Proses pengomposan ini diakhiri setelah bahan menjadi remah dan terdapat butir-butir kecil lonjong yang sebenarnya merupakan kotoran cacing. Hasil kompos ini juga tidak berbau.
  • Setelah cacing jadi, cacing dipisahkan dari casting secara manual yaitu dengan bantuan tangan. Hasil casting dikering anginkan sebelum dikemas. Cascing dari proses ini ternyata mengandung komponen biologis dan khemis. Komponen biologis yang terkandung yaitu bakteri, actinonmycetes, jamur, dan zat pengatur tumbuh (giberelin, sitokini dan auksin). Adapun komponen kimianya yaitu pH 6,5 – 7,4, nitrogen 1,1 – 4%, fosfor 0,3 – 3,5%, kalium 0,2 – 2,1%, belerang 0,24 – 0,63%, mangnesium 0,3 – 0,6%, dan besi 0,4 – 1,6%.
2. Cara kedua
Cara ini dilakukan dengan cara: cacing yang berperan dalam proses ini sangat spesifik karena hanya menguraikan kotoran kerbau dan tidak dapat menguraikan jenis bahan organik lain, seperti kotoran sapi, kambing, jerami, sayuran maupun dedaunan. Apabila berada dalam bahan organik selain kotoran kerbau, cacing jenis ini akan mati. Jenis cacing yang berasal dari taiwan ini belum diketahui sifat pastinya yang jelas, cacing ini mempunyai ukuran yang relatif kecil dibandingkan jenis cacing pada umumnya, rata-rata sepanjang korek api, tubuhnya berwarna merah.
Karena cacing ini hanya menguraikan kotoran kerbau, maka bahan utama untuk cascing ini adalah kotoran kerbau. Kotoran yang baik untuk dikomposkan kira-kira telah dibiarkan seminggu. Apabila kurang dari seminggu, kotoran terlalu lembab. Namun apa bila terlalu lama maka kotoran terlalu kering (kelembabannya kurang).
Tempat pengomposan sebaiknya beralas semen dan ternaungi dari sinar matahari maupun air hujan. Ingat cacing tidak tahan sinar matahari langsung.
Tahap-tahap pengomposan sebagai berikut:
  1. Cacing (biasanya dengan medianya) dicampur dan diletakkan diantara kotoran kerbau. Kotoran yang telah berisi cacing diletakkan dibentuk seperti bedengan dengan lebar 60 cm, tinggi kurang lebih 15 dan panjang tergantung bahan dan lokasi. Apabila kotoran ini terlalu kering karena telah lama dibiarkan (lebih dari seminggu), sebaiknya kotoran ditutup dengan karung goni untuk menjaga kelembaban.
  2. Setelah 2-3 minggu, bedengan kotoran tersebut agak diratakan sehingga permukaan menjadi lebar kurang lebih 1 m. Perlakuan ini untuk meratakan cacing juga.
  3. Setelah 2-3 minggu, bedengan dikumpulkan lagi seperti nomor 2. Pada saat ini kotoran tidak menggumpal lagi, sebagian besar telah berubah menjadi gembur (remah). Pada tahap ini, disisi kiri dan kanan bedengan diberi tumpukan kotoran kerbau lagi. Hal ini dilakukan karena cacing yang telah selesai memakan kotoran yang pertama akan mencari makanan yang baru yaitu kotoran yang baru diletakkan. Proses ini diperkirakan berlangsung selama 1 minggu.
  4. Kotoran dalam bedengan 1 akan bertambah gembur, remah, lebih kering, dan tidak berbau tidak ada yang menggumpal. Kotoran kerbau yang telah menjadi casting ini disaring dengan saringan pasir sehingga diperoleh hasil cascing yang halus. Sisa dari penyaringan, berupa tanah atau jerami yang tidak tersaring sebaiknya dibuang atau disisihkan.
  5. Pada tahap ini kemungkinan masih ada cascing yang lolos dari saringan sehingga perlu dikeluarkan. Caranya yaitu dengan meletakkan kotoran kerbau yang masih bongkahan disisi atau disekitar gundukan. Tunggu sekitar 1 minggu. Dalam waktu tersebut diharapkan cacing akan keluar dari gundukan casting dan berpindah ke kotoran kerbau yang baru.
  6. Cascing yang telah disaring dapat disaring lagi agar hasil yang diperoleh lebih bagus. Adapun kotoran yang telah berisi casting dipisahkan untuk diproses menjadi casting seperti no.2. Casting yang telah jadi dikemas dengan plastik. Dari hasil laboratorium, casting yang dihasilkan dari kotoran kerbau mempunyai kandungan sebagai berikut: Kadar lengas (%) 2mm : 10,286, Kadar lengas (%) 0,5 mm : 10,1, C (%) : 39,532, BO (%) : 68,158, N total (%) : 1,182, P total (ppm P) : 456,748, K total (%) : 1,504, Ca total (%) : 0,208, Mg total (%) : 0,048, Zn (ppm) : 174,032, Cu (ppm) : tak tersidik, Mn (ppm) : 1610,676, Fe (%) : 1,174, Humat (%) : 0,952, Fulfat (%) : 0,626. Sumber bacaan: Membuat Kompos Secara Kilat oleh Yovita Hety Indriani Warsana, SP.M.Si Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 4 Februari 2009.
1.6. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Komponen analisis budidaya cacing tanah di Bandung (Jawa Barat) adalah sebagai berikut:
1. Modal tetap
Sewa tanah seluas 200 m 2 /tahun
Kandang pelindung:bahan bambu & atap rumbia
Kandang ternak uk 1,5X18 m 2 , Tg 50 Cm :11 bh
Media :
∞ Bahan media 6 Ton,
∞ Plastik 200 m,
∞ Pelepah Pisang
Jumlah Modal Tetap
2. Biaya Penyusutan
Tanah
Kandang Pelindung
Kandang Ternak
Media
Bahan Media
Plastik
Pelepah Pisang
Jumlah Biaya Penyusutan                                                              
3. Modal Kerja
Bibit sebanyak 40 Kg
Pakan dalam bentuk limbah sayur(petsai, Mentimun) 5 Ton
Tenaga Kerja 4 orang
Jumlah
4. Jumlah modal yang dibutuhkan :
Modal tetap
Modal kerja
Total Modal
5. Produksi/4 bulan
Selama 4 bulan 1600 Kg
6. Biaya produksi/4 bulan
Biaya penyusutan
Modal kerja
Jumlah Biaya produksi/4 bulan
7. Keuntungan/4 bulan
Produksi/4 bulan
Biaya produksi/4 bulan
Jumlah Selisih Produksi – Biaya Produksi
8. Break Even Point
Keuntungan/4 bulan
Biaya Produksi/4 bulan
Jumlah selisih
Keuntungan selama 4 bulan
Untung bersih Produksi
BEP = Biaya Tetap [ 1 - (Biaya Penyusutan : Keuntungan)]
Artinya tingkat hasil penjualan sebesar ………………/ 4 bulan
9. Tingkat Pengembalian Modal
Modal Kembali =[Jumlah Modal Yang Diperlukan/(keuntungan + penyusutan)] * 1bulan = …… bulan dalam 1 kali Produksi. Jadi tempo yang diperlukan untuk menutupi kembali Investasi adalah dalam 1 kali panen atau ………… bulan.
1.7. Gambaran Peluang Agribisnis
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat respon yang besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing tanah. Budidaya cacing tanah dapat memberikan hasil yang besar dengan penanganan yang baik.
6.9. DAFTAR PUSTAKA
Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan Dan Pengembangan, 1999).
Syaeful, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Waluyo,Neno, Wawancara dengan Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis, 24 Juni l999).
Sumber lain dari internet.
 
 
 
sumber.....> http://lumbricusbandung.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html