Cacing tanah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
?Cacing tanah (Lumbricus terrestris)
Lumbricus terrestris, the Common European Earthworm
Lumbricus terrestris, the Common European Earthworm
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Annelida
Kelas: Clitellata
Ordo: Haplotaxida
Upaordo: Lumbricina
Families
Acanthodrilidae
Criodrilidae
Eudrilidae
Glossoscolecidae
Lumbricidae
Megascolecidae
Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida.[butuh rujukan]
Daftar isi
1 Morfologi
2 Aktivitas antimikroba
3 Referensi
4 Pranala luar
Morfologi
Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[butuh rujukan] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[butuh rujukan] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil.[butuh rujukan] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.[butuh rujukan]
Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[butuh rujukan] Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.[butuh rujukan] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.[butuh rujukan]
Aktivitas antimikroba
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka.[butuh rujukan] Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme.[butuh rujukan] Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.[butuh rujukan]
Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal sebagai patogen cacing tanah.[butuh rujukan] Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins.[butuh rujukan] Lumbricus rubellus juga memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.[butuh rujukan] Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.[1]
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme antibiotik.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh.[butuh rujukan] Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri.[butuh rujukan] Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.[butuh rujukan] Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.[2]
sumber....>https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tanah
Pupuk Kascing, Pupuk Organik Terbaik
Pupuk Kascing sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia dengan hasil yang luar biasa untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai pupuk organik terbaik. Banyak aplikasi baru yang sudah diriset oleh universitas di Amerika dan sudah melalui pengujian di lapangan. Apapun jenis tanah atau tanaman akan diuntungkan oleh penggunaan Pupuk Kascing.
1. Peningkatan pertumbuhan:
Pengujian yang ekstensif sudah dilakukan oleh Ohio State University, Cornell University, UC Davis di Amerika, dan Australia SIRO untuk membuktikan hasil dari penggunaan Pupuk Kascing. Pengujian -pengujian tersebut menunjukan peningkatan ukuran bunga, jumlah bunga, kualitas, dan warna. Pengujian pada buah dan sayuran menunjukkan peningkatan dari 15%-57% termasuk peningkatan pada rasa dan bentuk/penampilan.
2.100% Organik:
Komunitas agro sudah menunjukan dukungan terhadap gerakan untuk menuju pertanian non-kimia. Pupuk Kascing sudah dikenal sejak riset Charles Darwin sebagai cara terbaik untuk penyuburan tanah dan tanaman yang sehat.
3.Tidak Beracun: Semua bahaya yang ditakutkan pada penggunaan pertanian kimia tidak ada pada Pupuk Kascing, karena memang tidak mengandung racun sama sekali.
4.Tidak panas: karena Pupuk Kascing adalah 100% organik maka tidak mengandung garam yang ditemukan di pupuk sintetik, yang berarti menghilangkan kemungkinan merusak tanaman.
5. Bebas bau: Pupuk Kascing adalah satu-satunya kotoran hewan yang tidak berbau. Pupuk Kascing berbau seperti tanah sehat yang subur.
6.Penghilang bau: Pengujian menunjukan bahwa Pupuk Kascing sangat efektif dan cepat dalam menghilangkan bau. Campurkan 20% Pupuk Kascing dengan kotoran sapi, kuda, maupun ayam yang sudah dikomposkan, maka semua bau akan hilang dalam delapan jam.
7. Penghilang jamur pada tanaman/buah: Riset dan pengujian yang dilakukan empat universitas besar di Amerika sudah menunjukkan bahwa biologi makanan tanah yang terkandung dalam Pupuk Kascing akan dengan cepat mengontrol problem jamur. Dalam beberapa minggu, pada tanaman yang mempunyai masalah dengan jamur akan menunjukkan perbaikan yang permanen. Semua jamur tanah dengan cepat akan terkontrol. Nitrogen yang dilepaskan pada waktu proses ini juga akan membantu dalam pertumbuhan tanaman.
8. Bio-pestisida: Pengujian juga menunjukkan bahwa mikro-organisme yang dikandung dalam Pupuk Kascing men-stimulasi organisme pada tanaman yang bekerja sebagai pencegah berbagai jenis serangga dengan meningkatkan enzim chitinase. Juga sebagai pencegahan terhadap semut.
sumber........http://khasiatcacing.blogspot.com/2011/03/pupuk-kascing-pupuk-organik-terbaik.html
Home » Review UKM » Kascing, Kotoran Cacing yang Menjanjikan
Kascing, Kotoran Cacing yang Menjanjikan
Danus Thursday, March 20th 2014. Review UKM 6425 views
Jika kita berbicara terkait cacing, pastilah yang terbayang adalah seuatu hal yang menjijikkan. Tetapi ternyata, di balik itu semua ada sebuah peluang bisnis yang cukup menggiurkan ketika anda mau melihat dan meraba peluang bisnis ini. Selain cacing yang berpeluang bisnis, sesungguhnya potensi yang lebih besar ada pada kotoran cacingnya atau kascing.
usaha kascing
Kascing adalah sebuah pupuk organik yang sangat bagus untuk tanaman. Berdasarkan uji laboratorium, kascing ini memiliki kandungan zat hara yang lebih banyak, seperti nitrogen 1,79%, kalium 1,79%, fosfat 0,85%, kalsium 30,52%, dan karbon 27,13%. Kandungan ini sangat efektif untuk menggemburkan tanah dan membuat tanaman menjadi cukup subur, bila dibandingka dengan kandungan pada pupuk kimia.
Namun, memang dalam memproduksi kascing ini susah susah gampang. Ada sebagian orang yang cukup mudah dan bisa sukses dalam mengembangkan usaha kascing ini, namun tidak sedikit pula orang yang mengawali kegagalan. Namun prospek usaha ini sangatlah besar dan menjanjikan. Cacing yang biasa digunakan adalah Lumbricus rubellus yang ketika dewasa bisa menghasilkan sekitar 5-15 kokon dalam waktu 35 hari. Dan sebuah kokon bisa menghasilkan sekitar 15 cacing. Perkembangan cacing ini sangat cepat, dan bisa naik menjadi berkali lipat dari produksi awal hingga masa 3 bulan.
Untuk membuat kascing ini, ada baiknya anda mmebuat lantai semem dengan ukuran 5 m x 1,5 m x 0,15 m untuk hamparan cacingnya. Kemuidan untuk dindingnya bisa memakai dinding bambu ahar sirkulasi udara lancar, dan juga untuk menjaga kelembapan. Untuk medianya, anda bisa menggunakan kotoran sapi yang hanya memakan rumput saja. Hindarilah memakai kotoran sapi yang memakan makanan yang mengandung bahan kimia, sebab bisa menyebabkan kematian pada caacing anda, yang artinya usaha kascing anda akan merugi. Hindari pula kotoran kambing, sebab permukaannya berminyak, dan kotoran kuda karena sifatnya yang panas.
Anda bisa memanen kascing ini setiap 2 pekan sekali, dan anda bisa menambahkan media kotorannya lagi. Tanda kotoran cacaing atau kascing sudah siap dikemas sebagai pupuk adalah kotoran sapi tersebut, sudah menjadi seperti remahan halus yang tak berbau seperti tanah. Dan dipasaran anda bisa menjual kascing ini dengan harga sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kilogramnya, tegrantung kualitas dan kandungan air di dalamnya.
Kata kunci mesin pencari:
kascing - harga kascing - harga pupuk kascing - cara buat pupuk kascing - pupuk kascing - harga kascing 2014 - cara memanen kascing - harga pupuk kascing 2014 - usaha pupuk kascing - harga kascing 2015 - bisnis pupuk kascing - Harga kotoran cacing - cascing - pupuk kotoran cacing - harga pupuk kascing 2015 - usaha kascing - harga pupuk cascing - analisa usaha kascing - pengusaha pupuk kascing - membuat pupuk dari kotoran cacing -
tags: kascing, kotoran cacinf
sumber.....http://danausaha.net/kascing-kotoran-cacing-yang-menjanjikan.html
Pupuk Kascing
Pupuk Kascing
Pupuk Kascing
Menyediakan Pupuk Kascing ke seluruh Indonesia
Untuk pemesanan Pupuk Super Organik Pupuk Kascing untuk Padi Organik dan semua Tanaman Organik untuk sawah dan perkebunan di seluruh Indonesia juga bisa memesan di kontak ini:
Telepon atau sms: 085875951961
BBM PIN: 293ECA1C
Facebook Pupuk Kascing : www.facebook.com/PupukKASCINGcom
Untuk membeli Beras Organik silahkan ke
Beras Organik
Cacing benar-benar adalah Pekerja MENAKJUBKAN dari alam, dan inilah mengapa cacing peternakan Pupuk KASCING melakukan hal terbaik yang cacing lakukan secara ALAMI.
Cacing yang membikin kompos Menyuburkan Tanah Pekarangan dan Taman dengan mengeluarkan Pupuk Kascing!
Pupuk KASCING fakta: Tanah subur yang baik penuh cacing merah.
Tanah yang jelek tidak memiliki cacing, tetapi hanya sedikit orang menyadari bahwa menambahkan Pupuk KASCING untuk tanah yang kondisinya jelek,
menghilangkan penggunaan bahan kimia dan dapat dengan cepat memperbaiki struktur tanah yang jelek menjadi seperti tanah humus atau bunga tanah yang terbaik.
Beginilah Cara Cacing melakukannya
Cacing makan dan mencerna sebanyak berat badan mereka setiap hari, menghasilkan pupuk alami 100% yang terkenal sebagai Pupuk KASCING.
Pupuk KASCING mengandung:
- Kaya N (Nitrogen)
- Kaya P (Fosfat atau P2O5/pentaoksida)
- 11 kali lipat Kaya K (Potas cair atau K2O) dibandingkan tanah humus dari bahan lainnya
Dan apa yang lagi KEDAHSYATAN pupuk KASCING?
Pupuk KASCING bisa diramu dengan air menjadi Pupuk Organik Cair AMPUH dan Insektisida Organik yang disebut TEH CACING. DAHSYAT!
Cacing dari peternakan Pupuk KASCING adalah Juara Pembikin Kompos
Cacing kami benar-benar juara membikin kompos, kami bahkan tidak harus melatih mereka.
Mereka melakukannya secara alami.
Mereka dapat mengubah hampir semua bahan Organik menjadi Pupuk kaya nutrisi kelas tinggi dalam bentuk pupuk KASCING yang saya sebut TANAH EMAS HITAM!
Dan anda sekarang dapat mendapatkan Tanah EMAS Hitam ini untuk Halaman Pekarangan, Kebun, Perkebunan, dan Pertanian anda.
Dengan Pupuk KASCING anda juga dapat menanam semua tanaman ORGANIK dan Buah ORGANIK yang lebih Subur, lebih Besar, lebih Indah, lebih Sehat, lebih Kuat, lebih tahan penyakit dan hama;
dan juga bisa mendapatkan sertifikasi 100% ORGANIK karena pupuk KASCING selain menjadi Pupuk ORGANIK juga sebagai Insektisida ORGANIK atau Pestisida ORGANIK alami.
Dengan kapasitas produksi Pupuk KASCING 1.000 ton kg lebih/bulan kami siap melayani kebutuhan anda setiap hari.
Untuk pemesanan Pupuk ORGANIK Pupuk KASCING siap kirim ke seluruh Indonesia silahkan memesan di kontak berikut ini:
Telepon atau sms: 085875951961
BBM PIN: 293ECA1C
http://www.PupukKASCING.com
http://www.facebook.com/PupukKASCINGcom
http://www.twitter.com/PupukKASCING
Mari Kita TOLONG LIKE dan SHARE informasi ini DAN Halaman facebook http://www.facebook.com/PupukKASCINGcom
Untuk Menyuburkan Tanah Bumi INDONESIA dan
Memajukan Perkebunan dan Pertanian INDONESIA supaya
INDONESIA SUBUR dan MAKMUR dengan Pupuk KASCING INDONESIA @ PupukKASCING.com
Pupuk Kascing
sumber.....http://www.pupukkascing.com/
Banyak sekali yang bertanya kepada saya bagaimana untuk pemasarannya klo kami budidaya cacing lumbricus ini?
Jawaban saya kurang lebih begini:
Klo bapak/ibu saudara serius ingin menggeluti usaha budidaya cacing,
mulailah dari skala kecil dulu, misalkan 10 kg dulu. buktikan dulu kalau
usaha cacing anda menunjukkan hasil dan dirasa bisa berkembang.
Pengalaman saya jika kita telah memulai usaha walaupun masih skala
kecil, biasanya pasar akan datang sendiri, bisa dari mulut ke mulut.
lebih baik lagi jika anda pasang iklan di internet. Cacing dapat
ditawarkan kepada
1. Petani belut/moa/sidat, petani ini biasanya membutuhkan cacing yang banyak untuk pakan belut atau sidatnya
2. Petani/ penjual ikan hias, tidak jarang mereka mmbutuhkan cacing untuk ikan mereka
3. Pedagang burung, di jalanan terdapat banyak sekali kios pedagang
burung, mereka biasanya butuh pasokan untuk burung yang dijualnya
ataupun dijual kembali kepada konsumennya.
4. Pemancing mania, orang yang hobbi mancing biasanya butuh cacing buat umpan
5. Ekspor, Skala usaha anda dianaikkan dulu..produksinya harus banyak
dan stabil..jika sudah oke percayalah,,anda akan diberi kemudahan untuk
itu.
Diantara
lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada dua
jenis cacing yang biasa kita pakai di dalam budidaya cacing dan proses
pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Caing Lumbricus Rubellus dan
Eisenia Fetida (cacing Tiger/harimau)
Cacing
tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam
kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya
di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis
cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing
ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat
cepat dibanding dengan jenis cacing lain.
Limbah
kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan
perkembangbiakan cacing lumbricus Rubellus. Apa bila kita masukan 1 kg
cacing lumbricus Rubellus pada satu kotak yang berisi media campuran 1
kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan tujuan untuk
menghilangkan getah dan bau, dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah lama
atau sudah menghitam. Lalu kita berikan pakan dari ampas tahu atau ampas
aren, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.
Setelah
terlihat telurnya matang atau terlihat kekuningan, kita pisahkan antara
cacing induk dengan telornya, induknya kita simpan kemedia yang baru
dan telor yang berada dimedia tadi kita biarkan selama kurang lebih dua
minggu, maka telor tersebut akan menetas setelah menetas baru kita kasih
pakan secara rutin, dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6
minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur seperti
induknya.
Sementara
itu, Induknya yang sudah bertelur, setelah dua minggu kemudian dia akan
bertelur lagi. Terus begitu, bila pakannya bagus induk cacing tersebut
setiap dua atau tiga minggu sekali ia akan bertelur. Dalam dua bulan dia
akan menghasilkan empat keturunan, bila kita punya induk sebanyak 100kg
dalam dua bulan kita akan punya 800kg calon anak cacing, bahkan bisa
saja lebih karena setiap satu butir telur cacing lumbricus rubellus
berisi 4 ekor anak cacing.
Cacing
tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang
mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.
Menurut
para ahli cacing Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat
tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia
(65%) atau ikan (50%).
Beberapa
penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil
ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram
negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus
dan Salmonella thyp
Dari
berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan bahwa banyak
sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini . Diantaranya untuk :
Sembuhkan Typus
Menurunkan kadar kolesterol
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurunkan tekanan darah tinggi
Meningkatkan nafsu makan
Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik
Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber)
sumber : http://manfaatcacing.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
Khasiat cacing tanah
Kita
mungkin sering mendengar jika ada orang sakit tifus obat yang paling
mujarab adalah cacing tanah, tapi biasanya cara konsumsi nya cacing
tanah tersebut di rebus lalu diminum air rebusannya. ada juga yang
cacing tanah tersebut di keringkan lalu di oven hingga kering lalu
tumbuk hingga halus dan di konsumsi bubuk cacingnya atau tepung cacing
tersebut.
dari
mitos di atas saya sendiri penasaran ingin membuktikan khasiat cacing
tanah ini, lalu saya membuat tepung cacing sendiri dan coba saya
konsumsi sendiri dan juga untuk karyawan dan tetangga tetangga yang
terjangkit sakit tifus dan ternyata hasilnya memang sangat menakjubkan.
hanya dalam waktu 2-3 hari langsung pulih kesehatannya.
secara
hasil dari khasiat cacing tanah sudah saya buktikan sendiri, tetapi
saya sendiri masih bingung kok bisa cacing tanah bisa sangat berkhasiat
untuk mengobati tifus, akhirnya saya mencoba mencari informasinya dari
beberapa narasumber.
dari
hasil diskusi dengan beberapa narasumber tersebut saya mendapatkan
sebuah jawaban bahwa " penyebab sakit tifus adalah bakteri salmonela dan
kandungan pada cacing tanah adalah pembunuh bakteri salmonela "
lalu
saya mencari informasi lebih lengkap tentang kandungan yang terdapat
pada cacing tanah dengan test lab kandungan, hasil dari test lab
kandungan cacing tanah kurang lebih seperti dibawah ini :
Protein
68%
Asam glutamat
8.98 %
Treonin
3.28%
Lisin
5.16%
Glycine
3.54%
hasil
lab di atas adalah beberapa kandungan yang ada di cacing tanah jenis
lumbricus rubellus, dan ternyata di amerika dan jepang cacing tanah
jenis lumbricus rubellus ini sudah lama di teliti dan enzym dari
lumbricus rubellus ini sangat efektif untuk mengobati penggumpalan darah
pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan penyakit jantung hingga
stroke. saya akan bahas lebih detail tentang enzym lumbrokinse ini di
artikel berikutnya.
Cacing Tanah, Sahabat Para Penderita Tifus
Cacing
tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari
jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal
dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal
dengan nama cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional. L. rubellus telah banyak dibudidayakan di
Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.
Ketika
kita mencari obat demam atau tifus di toko obat cina, penjual akan
menyarankan supaya menggunakan cacing kering untuk direbus dan diminum
airnya, atau kalau tidak suka dengan baunya yang cukup menyengat, bisa
memakan dalam bentuk kering yang sudah dimasukkan dalam kapsul. Cacing
kering yang diberikan itu adalah jenis Ph. Aspergillum. Penelitian telah
banyak dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi cacing tanah
terhadap penyakit tifus. Dalam kasus penyakit tifus, ekstrak cacing
tanah bisa bekerja dari dua sisi, yaitu membunuh bakteri penyebabnya
sekaligus menurunkan demamnya.
Sukun, MC – Sempat jatuh bangun dalam
berbisnis, tidak membuat Adam Azis kapok menekuni dunia usaha budidaya
cacing. Setelah satu setengah tahun menggeluti, anggota Kelompok Tani
Sri Mulyo Kecamatan Sukun ini mulai merasakan sukses. Azis menunjukan cacing yang dipelihara
Dari sebanyak enam kotak cacing yang dikelolanya, seminggu tidak
kurang dari 50-60 Kg cacing dihasilkan. Ini masih ditambah penghasilan
dari pupuk bekas cacing yang terus meningkat dari hari ke hari.
Azis mengatakan selama ini permintaan pasar terhadap cacing sangat
tinggi, mulai dari pengusaha kolam pancing, Dinas Perikanan hingga
perusahaan obat. Dari permintaan 2 kuintal, seminggu hanya disanggupi
seperempatnya saja, padahal harganya cukup lumayan. Satu kilogram cacing
Rp 50.000.
“Selama ini untuk pasar cacing bagus, belum sampai saya menjualnya
keluar, pembeli sudah berbondong-bondong sendiri ke tempat kami,” jelas
Azis, senin (3/9).
Mengenai pakan cacing sendiri Aziz mengaku selam ini tidak pernah
repot, sebab nasi bekas, pupuk kandang, kotoran kelinci, sampah dapur
organik semua bisa dilahap cacing dengan baik. Karena itu seandainya di
Kota Malang bisa lebih banyak lagi pengusaha cacing, tentu bisa
mengurangi sampah-sampah di Kota Malang yang saat ini menjadi problem
tersendiri.
Dengan prospek pasar yang masih sangat bagus, Azis menyebutkan, saat
ini terus berusaha meningkatkan kapasitas produksi. Dia berharap, suatu
saat bisa memenuhi permintaan sebanyak 2 kwintal per minggu.
“Dua kuintal per minggu. Itu baru dari beberapa pemesan, saya yakin
pesanan akan semakin banyak melihat saat ini di Kota Malang masih langka
yang menekuni bisnis cacing,” tegas Azis.
Terkait pemeliharaan cacing sendiri Aziz mengaku tidak rumit, cukup
diberi makan cukup dan kelembapan tempat pemeliharaan dijaga sesuai suhu
kamar. Cacing akan cepat besar dan berkembang biak. Penyiraman bisa
dilakukan sore hari saja, atau pagi-sore tergantung cuaca, penyiraman
bisa menggunakan air sumur, air PDAM ataupun air sungai, asalkan tidak
tercemar.
Petugas kesehatan dari Puskesmas janti, Siti Muhimatul mengakui, Azis
sangat kreatif dalam membangun sebuah usaha. Selain ternak cacing dia
juga memadukannya dengan budidaya ketela cilembu, beternak lele,
budidaya tomat, budidaya terong sehingga bisa semakin banyak yang
dipanen.
“Produk yang dikeluarkan dari usaha Azis juga organik, sehingga kami
senang membeli produk-produk yang dihasilkan karena bebas dari
pencemaran bahan kimia,” terang Siti. (cah/dmb)
KAMI membutuhkan pasokan hasil panen Cacing lumbricus rubellus dari peternak peternak plasma binaan kami untuk kebutuhan dalam Negeri dan Ekspor.
Mohon Untuk Pemesanan Bibit atau Kunjungan Konfirmasi sebelumnya agar kami bisa melayani dengan baik. Terimakasih Kantor pemasaran: SANTOSO Desa Undaan Lor Gang 8, Kec.Undaan Kabupaten Kudus JATENG Telp 085742264786 / 082325081372
1) Industri pakan Ternak Menerima Cacing lumbricus rubellus Dengan Harga Rp.30.000, Itupun Masih Kotor dengan Biaya tambahan:
- Pengiriman
- Bongkar Muat
- Penyusutan
- Lewat tangan pengepul-pengepul kecil
Jika Tidak mampu Bersaing (harga jual Rp.10,000/Kg) Kita sebagai peternak Cacing lumbricus rubellus Akan bangkrut
2) Kita Selalu berfikir harga Mahal akan mendatangkan hasil luar biasa , Padahal SALAH.
Harga mahal membuat kita tidak mampu bersaing, Berfikirlah Efisiensi dan
Efektif supaya mampu bersaing. Dengan harga MURAH kita MAMPU BERSAING
dan Laba Tetap Luar Biasa.
Banyak peternak Cacing lumbricus rubellus pasang harga Rp.40,000-50,000/Kg tapi mereka tidak bisa jual hasil panenya
, KAMI Punya Kunci-kunci Rahasia meski hasil jual panen Cacing lumbricus
rubellus Rp.10,000/Kg pun keuntungan yang didapat LUAR BIASA.
3) Cukup dengan membeli paket BIBIT dari kami, Akan kami ajarkan
bagaimana budidaya Cacing lumbricus rubellus yang Murah dan Efisien
supaya bisa bersaing di pasaran meskipun harga panen cuma Rp.10,000/Kg.
- Tanpa pakan dan Tanpa Perawatan Gratis
4) TARGET/TUJUAN
- Harga jual hasil panen Cacing lumbricus rubellus murah tapi laba besar sehingga daya saing untuk masuk ke industri tidak sulit
- Saya sebagai Induk Plasma Cacing lumbricus rubellus masih bisa untung
saat membeli hasil panen dari Peternak-peternak plasma/binaan saya.
5) Pengiriman Paket Bibi Cacing lumbricus rubellus menggunakan Mobil
untuk menghindari kematian bibit, tidak perlu menyiapkan apapun apalagi
yang mengeluarkan biaya , hanya menyiapkan Ruangan yang sudah ada, yang
aman dari hujan dan gangguan hewan seperti ayam.
Akan kami ajarkan semua dari penebaran bibit Cacing lumbricus rubellus
sampai dengan panen, kami juga akan membantu Penataan Tempat Budidaya
nya.
6) Harga 1 PAKET Bibit Cacing lumbricus rubellus Rp 45,000 .isi 1 paket bibit/ 1 Paket Setara 1Kg dengan Komposisi:
- Indukan cacing 20%
- Banyak Telur yang akan menetas tiap harinya.
- Media Asli cacing
- Media Baru
7) kecepatan panen tergantung banyak sedikitnya bibit yang ditebar,
dengan cara pembiaran Cacing lumbricus rubellus berkembang 2x lipat tiap
bulan, dengan cara kami, Cacing lumbricus rubellus tidak perlu
perawatan dan pakan selama 1 bulan sehingga nyaris tanpa biayaperawatan
maupun pakan.
8) Perkembangan Cacing lumbricus rubellus 2x Lipat tiap bulanya, misalnya 100 paket bibit dengan indukan 20kg:
- bulan 1 = 20kg
- bulan 2 = 40kg
- bulan 3 = 80kg
- bulan 4 = 160kg
- bulan 5 = 320kg
- bulan 6 = 640kg
9) Kami hanya membina Peternak Cacing Plasma kami, Bukan Peternak
cacing LR di luar plasma kami, Bibit Beli dari kami dan Hasil panenya di
jual ke kami lagi.
DOKUMENTASI : PENGIRIMAN PAKET BIBIT CACING LUMBRICUS KE CALON PETANI PLASMA DI PALEMBANG
------------------------------------------------------------------------ 085742264786 Jual BIBIT INDUKAN KOKON CACING LUMBRICUS RUBELLUS 085742264786 CACING LUMBRICUS RUBELLUS jember mojokerto sp bandung sidoarjo adalah lampung pasuruan semarang pdf solo kaskus kediri malang untuk pakan lele adam adam malang rubellus adalah agromania agen agromania rubellus anatomi CACING LUMBRICUS RUBELLUS terestis anatomi bogor bekasi budidaya cacing beku lumbricus jual bandung jual bogor ternak bandung jual bekasi rubellus bandung budidaya rubellus beli beternak rubellus budidaya di malang
bisnis bibit rubellus beli rubellus budidaya pdf budidaya yogyakarta budidaya malang jual cirebon jual cimahi ciri ciri2 cari di malang depok jual di jakarta jual di bandung jual di malang jual di semarang.
jual
CACING LUMBRICUS RUBELLUS dunia bibit di solo jual depok beli CACING
LUMBRICUS RUBELLUS di malang ternak di malang pembeli di malang jual di
tangerang distributor rubellus jual rubellus di solo.
distributor CACING LUMBRICUS RUBELLUS peternak di bandung penjual di solo jual rubellus di malang eksportir ekspor export cacing fosfor (lumbricus sp) fungsi foto harga harga rubellus hama habitat harga 2015 harga kering habitat rubellus harga 2012 indukan . jogja CACING LUMBRICUS RUBELLUS jawa timur jakarta jual cacing jenis lumbricus rubellus cacing jenis lumbricus ternak jogja budidaya jatim bibit jogja budidaya jawa timur jual rubellus jual surabaya jual CACING LUMBRICUS RUBELLUS jakarta.
ternak
CACING LUMBRICUS RUBELLUS malang jual medan pengepul malang penyebab
mati budidaya medan cara budidaya malang manfaat rubellus manfaat media
rubellus memelihara purwokerto rubellus pdf ternak pdf pakan pemasaran
CACING LUMBRICUS RUBELLUS pemasaran rubellus.
pengepul pembeli
pasar pembeli rubellus pesan pakan rubellus penjualan peternak penjual
pasaran perkembangan rubellus wikipedia rubellus surabaya cacing tanah
lumbricus rubellus.
CACING LUMBRICUS RUBELLUS surabaya sukun malang budidaya sp jual semarang beli surabaya jual
solo pengepul surabaya budidaya surabaya bibit solo pemasaran cacing
tanah lumbricus sp jual rubellus surabaya terrestris terestris tiger
cacing tanah lumbricus manfaat terrestris peranan terrestris jual
tangerang budidaya cacing tanah lumbricus rubellus klasifikasi(cacing
tanah) lumbricus terrestris klasifikasi cacing tanah lumbricus rubellus
budidaya cacing tanah lumbricus manfaat cacing tanah lumbricus rubellus.
jual
cacing tanah lumbricus rubellus morfologi cacing tanah umbricus
rubellus jenis cacing tanah lumbricus usaha umur umur rubellus www.
yogyakarta jual yogyakarta jual bibit yogyakarta habitat asli rubellus
budidaya rubellus pdf cara budidaya rubellus jual bibit rubellus cara
beternak rubellus jual beli rubellus.
harga bibit rubellus jual
bibit rubellus malang media budidaya rubellus ciri rubellus cara ternak
rubellus daftar harga rubellus harga jual rubellus siklus hidup
rubellus harga cacing tanah umbricus rubellus jenis rubellus jual
rubellus jakarta kegunaan .rubellus kandungan protein CACING LUMBRICUS
RUBELLUS masa panen rubellus.
CACING LUMBRICUS RUBELLUS makanan
rubellus penjual rubellus pasar pengertian peternak prospek CACING
LUMBRICUS RUBELLUS ternak vermikompos budidaya bogor jual beli cara
budidaya ciri ciri cara panen cari bibit cara merawat cara memanen cara
pemasaran cara menjual cara mencari cara memelihara CACING LUMBRICUS
RUBELLUS cari pembeli .
cara mendapatkan CACING LUMBRICUS
RUBELLUS cara pengiriman daftar harga kandungan gizi harga bibit harga
beli siklus hidup media hidup tempat hidup harga tepung jual bibit
jakarta jual jawa timur jual jawa tengah jual bibit jatim klasifikasi sp kebutuhan
kandungan protein CACING LUMBRICUS RUBELLUS jual kokon lapisan tubuh
terrestris media budidaya kandungan nutrisi ternak teknik budidaya tarif
telur jual tepung cacing tanah jenis lumbricus analisa usaha peluang
usaha pakan untuk media untuk ukuran media analisis usaha CACING
LUMBRICUS RUBELLUS.
umur panen makanan untuk modal usaha CACING LUMBRICUS RUBELLUS video budidaya video ternak.
Sejarah Singkat Cacing tanah termasuk
hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata).
Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi
masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai
potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
6.2. Sentra Peternakan
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya
Bandung-Sumedang dan sekitarnya.
6.3. Filum Cacing
Berbicara masalah cacing, maka berdasarkan Klasifikasi Filumnya terbagi menjadi
:
Filum
Platyhelmintes (Cacing Pipih)
Filum
Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Filum
Annelida (Cacing Bersegmen)
6.3.1. Filum Platyhelmintes (Cacing Pipih) A. Ciri Utama Yang Dimiliki :
Bentuk
tubuh pipih, dan simetri bilateral.
Aselomata
(belum memiliki rongga tubuh).
Bersifat
hermaprodit.
Memiliki
sistem organ sederhana (misal : 1. sistem pencernaan terdiri atas mulut,
faring, usus dan tanpa anus. 2. Respirasi melalui difusi dari permukaan
tubuhnya, dll)
Hidup
secara bebas, dan ada pula yang parasit.
B. Klasifikasi Filum Platyhelminthes
Klasifikasi didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang dimiliki:
Ada 3 Kelas, yaitu :
Merupakan
cacing pipih yang hidup secara bebas/tidak parasit.
Habitat
di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih)
Pemakan
sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati
Bernafas
melalui difusi pada permukaan tubuhnya
Hermaprodit
Reproduksi
melalui : Seksual atau Aseksual (fragmentasi)
6.3.2. Filum Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Ciri Utama Yang Dimiliki :
Tubuh
simetri bilateral, bulat panjang, bagian anterior dan posterior runcing.
Ditemukan
hampir di semua tempat – darat, air tawar, laut, kebanyakan adalah
parasit.
Memiliki
rongga tubuh semu (Pseudoselom)
Biasanya
bukan hermaprodit (1 individu jantan dan betina terpisah – betina umumnya
berukuran lebih besar).
Saluran
pencernaan sempurna-mulut sampai dengan anus
3. Enterobius vermicularis / Cacing Kremi
Parasit
yang menyerang anak-anak.
Menginfeksi
manusia melalui makanan yang dipegang dengan tangan yang kotor dan
terinfeksi telur cacing.
Cacing
dewasa memiliki panjang sekitar ½ inchi.
Hidup
sebagai parasit pada usus besar, dan bila bertelur akan menuju ke anus.
4. Wuchereria Bancrofti / Cacing Filaria
6.3.3. Filum Annelida (Cacing Bersegmen)
Ciri Utama Yang Dimiliki :
Tubuh
memiliki ruas-ruas /segmen tubuh yang jelas
Simetri
bilateral
Tubuh
berongga (memiliki selom) berisi cairan yang membantu pergerakan
Sistem
organ telah berkembang baik. Saluran pencernaan lengkap, sistem peredaran
darah tertutup, dan sistem syaraf tangga tali
Secara
umum hidup bebas, walaupun ada yang bersifat parasit eksternal pada hewan
dan manusia
Klasifikasi Annelida
Filum Annelida diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu :
Hirudinea—lintah
(hidup di air tawar, bersifat parasit)
Polychaeta—cacing
pasir (umumnya hidup di laut)
Oligochaeta—cacing
tanah (hidup di tanah dan air tawar)
A.Hirudinae
Hidup
di air tawar, bersifat parasit eksternal
Menghisap
darah inang dengan alat penghisap di setiap ujung tubuhnya
Dalam
menghisap darah, lintah mengeluarkan zat antikoagulan (anti pembekuan
darah).
Kini
digunakan dalam pengobatan
B.Oligochaeta / Cacing tanah
Berguna
dalam meningkatkan aerasi tanah sehingga meningkatkan kesuburan tanah
Memiliki
saluran pencernaan lengkap dimulai dari mulut sampai anus
Tubuhnya
dilapisi kutikula dan lendir yang dihasilkan oleh kulit epidermis membantu
agar terhindar dari kekeringan
Respirasi
menggunakan permukaan kulitnya
Tubuh
memiliki rangka hidrostatik
Hermaprodit
6.4. CACING TANAH
6.4.2. Jenis Jenis-jenis yang paling
banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan
Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi
dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara
lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus.
Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk
kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai
bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum
yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis
yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya
bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya
mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya
berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.
Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing
koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik
berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan
klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja
sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing
jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang
lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi
telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak
6.4.7. Aktivitas antimikroba
Cacing tanah merupakan hewan verteberata yang hidup di tempat yang lembab dan
tidak terkena matahari langsung. Kelembaban ini penting untuk mempertahankan
cadangan air dalam tubuhnya. Kelembaban yang dikehendaki sekitar 50 – 70%.
Selain tempat yang lembab, kondisi tanah juga mempengaruhi kehidupan cacing
seperti pH tanah, temperatur, aerasi, CO2, bahan organik, jenis tanah, dan
suplai makanan.
Diantara ke tujuh faktor tersebut, pH dan bahan organik merupakan dua faktor
yang sangat poenting. Kisaran pH yang optimal sekitar 6,5 – 7,2. Adapun suhu
ideal menurut beberapa hasil penelitian berkisar antara 21-30 derajat celcius.
Cacing yang dapat mempercepat proses pengomposan sebaiknya yang cepat
berkembang biak, tahan hidup dalam limbah organik, dan tidak liar. Dari
persyaratan tersebut, jenis cacing yang cocok yaitu Lumbricus rubellus, Eisenia
foetida, dan Pheretima asiatica. Cacing ini hidup dengan menguraikan bahan
organik. Bahan organik ini menjadi bahan makanan bagi cacing. Untuk memberikan
kelembaban pada media bahan organik, perlu ditambahkan kotoran ternak atau
pupuk kandang. Selain memberikan kelembaban, pupuk kandang juga menambah
karbohidrat, terutama selulosa, dan merangsang kehadiran mikroba yang menjadi
makanan cacing tanah.
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem
pertahanan mereka sejak fase awal evolusi,
oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganismepatogen di lingkungan mereka.
Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan
selular mekanisme. Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah
mengandung lebih dari 40 protein
dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik,
hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.
Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei
telah diteliti memiliki sebuah aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila
dan Bacillusmegaterium yang dikenal sebagai
patogen cacing tanah.
Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom
cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena
fetidins. Lumbricus rubellus juga
memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2.
Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola
protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida
Eisenia cacing tanah.Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida
lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic
hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti. Protein yang dimiliki oleh
cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda
dengan mekanisme antibiotik. Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh. Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara,
yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan
untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri. Sedangkan, mekanisme yang dilakukan
oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di
dinding sel bakteri. Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar
dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan
menyebabkan kematian. Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk
menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu
sendiri.
6.5. Manfaat
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki
aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi
oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi
mikroba yang menguntungkan tanaman.
Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
a). Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
b). Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan
tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
c). Bahan Baku Kosmetik
d). Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku
pembuatan lipstik.
e). Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan
makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
6.6. PEDOMAN TEKNIK BUDIDAYA 6.6.1. Persyaratan Media dan Lokasi
Tanah
sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah
yang besar.
Bahan-bahan
organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak
atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang
mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
Untuk
pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam
sampai netral atau ph sekitar 6,5 -7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam
tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau
fermentasi.
Kelembaban
yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah
antara 50-70 %.
Suhu
yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah
sekitar 21–30 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari
25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban
optimal.
Lokasi
pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan
pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya
di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen)
yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan
tidak menyimpan panas.
6.6.2. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah
didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah
satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran
1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai
tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding
(bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak
bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar Kotak untuk memelihara
cacing dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik maupun dari kaca.
Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat menampung ‘pupuk
cair’ yang keluar.
Kotak untuk memelihara cacing dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik
maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat
menampung ‘pupuk cair’ yang keluar. ‘Pupuk cair’ adalah cairan yang dihasilkan
oleh cacing, bagus untuk tanaman! Dapat dengan mudah ditampung dalam nampan
yang diletakkan dibawah kotak cacing anda. Makin basah makanan untuk
cacing makin banyak pupuk cair yang akan didapat. Perhatian! Pastikan anda
memasang mangkuk berisi oli dikaki-kaki kotak untuk menghindari serangan semut.
6.6.2.Pembibitan
Dalam pembuatan casting, penyediaan bibit cacing merupakan hal yang utama.
Bibit ini dapat diperoleh di peternak cacing. Dengan membeli di peternak,
cacing yang diperoleh telah jelas jenis, umur dan beratnya. Di peternak, bibit
cacing dijual per kilogram.
Dalam membeli cacing tersebut, perlu disediakan wadah untuk membawanya. Wadah
ini dapat berupa wadah plastik yang biasanya juga untuk budidaya cacing. Wadah
ini kemudian diisi media (biasanya dari peternak) lalu diisi cacing yang telah
ditimbang. Untuk mengurangi sinar matahari, wadah ditutup dengan potongan batang
pisang.
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media
tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang
pelindung.
a) Pemilihan Bibit Calon Induk
Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang
sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai
dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari
tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
b) Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
Pemeliharaan
cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah
dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar
0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar
10.000 ekor cacing tanah dewasa.
Pemeliharaan
dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian
cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
Pemeliharaan
kombinasi cara a dan b.
Pemeliharaan
khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
Pemeliharaan
khusus cacing dewasa sebagai bibit.
c) Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka
penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing
tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba
sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media,
kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika
terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali
diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan
media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah
berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media
tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya,
media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan
cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat
berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
d) Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan
betina pada bagian ventral atau ventro lateral dalam satu tubuh. Cacing dewasa
kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau pelana berwarna
muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan.
Klitelum terkait dengan produksi kokon. Klitelum pada spesies L. rubellus
dimulai pada segmen 22 memanjang 4 sampai 10 segmen ke posterior. Alat kelamin
jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies.
Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Untuk
menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar
sperma yang akan membuahi sel telur. Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing
lubang kelamin betina.
Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan mengeluarkan lendir yang
akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong oleh gerak maju cacing. Pada
saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah dibuahi akan masuk
ke dalam selubung kokon tersebut.
Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon
yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3
besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu
14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor,
rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000
cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan
yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama
7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
6.6.3.Pemeliharaan
Langkah-langkah teknis untuk mulai memelihara cacing, yaitu :
Masukkan
kompos setebal 15 cm kedalam kotak
Potong
kecil-kecil sisa sayur dan masukkan kedalam kotak
Tambahkan
sedikit air kedalam media agar cukup basah
Aduk
semuanya, gunakan sarung tangan karet jika mau
Perlahan
masukkan 1 kg cacing kedalam kotak
Jika
cacing masuk kedalam media – berarti mereka merasa nyaman.
Jika
mereka diam atau berusaha naik, berarti ada kesalahan pada campuran media
anda.
Tutuplah
penutup kotak dengan benar untuk menghindari masuknya pemangsa cacing!
Penutup kotak bisa terbuat dari kawat kasa, karet, plastik, seng atau
kayu, pastikan ada lubang lubangnya sebagai ventilasi udara!
Jangan
Masukkan :Ampas kopi atau teh, Minyak atau yang berminyak, Bahan yang
mengeluarkan bau keras, Sabun atau bahan kimia, Tulang atau daging, Buah
yang masam (jeruk)sertaGaram atau gula
6.6.4. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing
tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan
juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran
hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :
1) Beri makan paling tiga hari sekali. 2) Dalam Bentuk Potongan Kecil-kecil
o Potong kecil-kecil makanannya (ingatlah bahan-bahan yang dilarang)
o Simpan dalam ember tertutup selama 2-3 hari agar terfermentasi
o Buatlah lubang pada media dan masukkan makanan dari ember tadi
o Tutup lagi dengan media perlahan-lahan (hindari alat yang tajam)
o Catatan: Anda boleh masukkan juga batang pisang yang dipotong kecil sebagai
makanan cacingnya 3) Dalam Bentuk Bubuk atau Bubur
o pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
o bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh
permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
o pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus
cahaya. pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu,
harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi. bubur pakan yang akan
diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
4) INGATLAH – Hal-hal yang Harus Diperhatikan :
o Kelembaban: Terlalu Basah,Tambahkan kompos dan aduk-aduk, jaga jangan sampai
media menjadi padat.
o Kelembaban : Terlalu Kering. Jika terlihat kering tambahkan makanan
yangbanyak mengandung air.
o Worm Eaters! Tikus semut ayam kadal bebek katak.
6.6.5. Penggantian Media
Banyak media yang bisa digunakan untuk beternak cacing dan juga harus memiliki
syarat-syarat yang memadai
Syarat untuk layak menjadi media diantaranya adalah :
Media
selalu gembur, tidak mudah padat.
Cacing
senang kelembapan (tapi tidak berlebihan), jadi media harus mampu menahan
kelembapan (tingkat kelembapan: 50 – 70%) lingkungan.
Media
mudah terurai.
Media
adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan dan tidak mengeluarkan
lagi gas-gas yang berbahaya bagi cacing.
Suhu
media berkisar antara 21 – 30 derajat C.
pH
media antara 6,5 – 7,2.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media antara
lain :
kotoran
ternak (sapi, kuda, ayam, domba – yang terbaik kotoran sapi karena
kandungan protein yang dapat langsung dicernanya terendah)
kompos
serbuk
gergaji (jangan serbuk gergaji kayu putih, pinus dan jeruk karena
mengandung minyak asiri yang tidak disukai cacing)
rumen
(kotoran yang masih terdapat dalam perut binatang ruminansia seperti sapi,
bisa didapatkan di rumah-rumah potong)
sekam
jerami
batang
pisang
bubur
karton/kertas
kulit
jagung serta bahan organik berserat lainnya
Bahan-bahan ini bisa dipakai sendiri-sendiri atau
dikombinasikan, sebagai contoh menggunakan bubur kertas tanpa dicampur apapun,
campuran sekam dan kotoran sapi, campuran kotoran sapi dengan kompos dengan
hasil yang relatif sama. Jadi kita tidak perlu terpaku pada satu bahan atau
campuran tertentu untuk dijadikan media. Di Lembang, misalnya, karena mudah
mendapatkan batang pisang dan kotoran sapi maka beberapa peternak cacing
menggunakan campuran keduanya sebagai media dan sekaligus makanannya. Kalau
Anda dekat dengan pasar atau perkebunan/pabrik teh sampah daun-daunan dapat
dimanfaatkan.
Karena persyaratan di atas, media seperti kotoran hewan, daun-daunan, serbuk
gergaji kayu harus terlebih dahulu dibiarkan mengalami fermentasi/ dekomposisi/
pelapukan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan.
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah
banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur,
anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata
penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
6.6.7. Hama dan penyakit
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap
hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain:
semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam,
itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah
semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan
lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah.
Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah
pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
6.6.8. Panen
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat
diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing).
Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan
mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam.
Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di
bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan
medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik
sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul,
kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang
dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam
jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk
dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
a. Tepung Cacing
Dari berbagai penelitian tepung cacing
mempyai Asam Amino paling lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh. enzim lumbrokinase menormalkan tekanan darah.
enzim peroksidase & enzim katalase efektif menyembuhkan penyakit
degeneratif seperti, diabetes mellitus, kolesterol, rematik.
Enzim selulase &lignase membantu memperbaiki pencernaan / gangguan lambung
( maag ) yang rusak. arachinoid acid sebagai penurun suhu tubuh, &
mempunyai zat penghambat kuman salmonella typhimuroium, escherichia coli,
sthapyiloccus albus bacillus, lesteria monocytogenes, sehingga efektif untuk
penyembuhan penyakit typus .
Tepung cacing berlemak rendah tidak mengandung racun & tdak ada efek
samping, bagi penderita diabetes,tepung cacing dapat meningkatkan stamina,
memperbaiki sel tubuh, syaraf, pankreas, apabila mengkonsumsi secara rutin
gangguan metabolisme tubuh dapat kembali normal.
b. Obat dari cacing
Hasil utama berupa cacing dapat dibuat obat dari cacing. Adapun Cara Membuat
Obat dari Cacing adalah sebagai berikut : Bahan : 1 kg cacing segar (bisa digunakan untuk membuat sekitar 2000
kapsul) Cara membuatnya :
Cacing
yang masih segar di cuci pada air yang mengalir
Kemudian
dicelupkan ke dalam air hangat, agar cacing mati
Lakukan
pengeringan cacing, bisa di jempur panas matahari ataupun digongseng di
atas wajan
Hancurkan
cacing yang telah kering sehingga menjadi serbuk dengan mesin penggiling
(misalnya blender)
Masukan
serbuk cacing pada alat pengisi kapsul atau isi kapsul yang sudah ada
secara manual
Lanjutkan
proses dengan memasukan kapsul ke dalam botol dan tak lupa masukkan slica
gel ke dalamnya agar tetap kering dan tidak lembab
Tutup
botol rapat-rapat dan kemas dengan kotak kemasan berlabel
Obat
alami dari cacing pun siap dipasarkan.
Cara Pemakaiannya :
Untuk
demam tinggi pada tipus, sebaiknya berikan 2 kapsul setiap 4 jam sekali.
Barulah setelah demam turun diberikan dosis normal, misalnya 3 kali sehari
@ 1 kapsul.
Bagi
orang sehat bisa saja mengkonsumsi obat ini, misalnya 1 kapsul/hari untuk
membantu daya tahan tubuh.
Pada
luka borok, bisa diberikan dari dalam dan luar. Pemberian dari luar dengan
membuka kapasul dan langsung menuangkan serbuk pada luka tersebut. Dijamin
kulit yang tekena luka akan cepat mulus kembali.
c.Pupuk Organik Kascing atau vermikompos Ada kecenderungan,
selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk
mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan oleh faktor yang
berkaitan dengan karakteristik pupuk anorganik, antara lain kandungan unsur
hara yang relatif tinggi dan penggunaan yang relatif praktis, meskipun
sebenarnya petani menyadari harga pupuk anorganik lebih mahal. Kondisi ini
semakin terasa dengan semakin naiknya harga sarana produksi pertanian, terutama
pupuk organik.
Namun proses pengomposan secara alami untuk mendapatkan pupuk organik
memerlukan waktu yang cukup lama dan dianggap kurang dapat mengimbangi
kebutuhan yang terus meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan
pupuk organik kini ditemukan beberapa aktivator yang dapat mempercepat proses
pengomposan sehingga kontinuitas produksi pupuk organik lebih terjamin.
Pupuk kascing atau pupuk bekas cacing ini saat ini menjadi suatu pilihan baru
bagi masyarakat apabila ingin mulai belajar memproduksi pupuk sendiri di
belakang rumah dan juga solusi untuk mandiri pupuk untuk penggunaan pribadi.
Berdasarkan hasil penelurusan saya di luar negeri pupuk kascing sudah banyak
dibuat di setiap rumah-rumah, mereka memisahkan sampah sampah rumah tangga
antara sampah organik dan non organik, yang organik untuk di kompos oleh cacing
dengan cara vermikompos. dan yang non organik dibuang agar bisa di daur
ulang.secara kandungan pupuk kascing ini sangat bagus untuk mengembalikan
kesuburan tanah dan betul-betul 100% organik tidak ada kandungan kimia
sedikitpun.
Kompos cacing tanah atau terkenal dengan Kascing yaitu proses pengomposan juga
dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Kerjasama antara cacing
tanah dengan mikro organisme memberi dampak proses penguraian yang berjalan
dengan baik. Walaupun sebagian besar proses penguraian dilakukan
mikroorganisme, tetapi kehadiran cacing tanah dapat membantu proses tersebut
karena bahan-bahan yang akan diurai oleh mikroorganisme telah diurai lebih
dahulu oleh cacing. Dengan demikian, kerja mikroorganisme lebih efektif dan
lebih cepat.
Hasil dari proses vermikomposting ini berupa kascing. Ada juga orang mengatakan
bahwa cascing merupakan kotoran cacing yang dapat berguna untuk pupuk. Cascing
ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan cacing
dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan cascing tergantung pada bahan organik
dan jenis cacingnya. Namun umumnya cascing mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, vitamin. Karena
mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka
cascing dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara Pembuatan
Ada dua cara pembuatan cascing. 1. Cara pertama,
Dalam cara ini perlu dipersiapkan mengenai cacingnya, bahan yang dikomposkan,
dan lokasi pengomposan. Setelah semuanya disiapkan, tinggal proses pengomposan.
Sedangkan langkah-langkah pengomposannya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan cacing tanah
Jumlah cacing yang diperlukan belum ada patokan. Ada yang menggunakan pedoman
bahwa setiap meter persegi dengan ketebalan media 5-10 cm dibutuhkan sekitar
2000 ekor cacing atau luas 0,1 m2 dibituhkan 100 gram cacing tanah. Perlu
diketahui bahwa dalam satu hari cacing tanah akan memakan makanan seberat
tubuhnya, misalnya bobot cacing 1 gram maka dalam satu hari cacing akan memakan
1 gram makanan.
b. Bahan
Bahan yang digunakan berupa anorganik (limbah organik), seperti sisa
sayursayuran, dedaunan atau kotoran hewan. Dengan demikian proses pengomposan
cara ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu dapat mengurangi pencemaran
lingkungan, menghasilkan pupuk organik dan menghasilkan pupuk organik dan menghasilkan
cacing yang menjadi sumber protein hewani bila digunakan sebagai pakan ternak.
Bahan organik ini tidak dapat langsung digunakan atau diberikan kepada cacing,
tetapi harus dikomposkan atau difermentasikan. Caranya yaitu dibiarkan sekitar
1 minggu. Selain bahan organik yang diberikan pada awal sebagai media,
diperlukan juga makanan tambahan untuk menghindari makanan yang asam karena
berbahaya bagi cacing. Makanan tambahan ini dapat berupa kotoran hewan atau
sisa tanaman yang telah dihaluskan.
c.Wadah
Wadah yang digunakan untuk budidaya cacing maupun pembuatan casting dapat
berupa kayu, plastik, atau hanya berupa lubang-lubang dalam tanah. Perlu
diperhatikan, wadah tersebut tidak terbuat dari logam atau alumunium yang dapat
membahayakan cacing. Beberapa bahan serta ukuran yang biasa dibuat untuk wadah
pembudidayaan cacing yaitu: kotak kayu berukuran 60 x 45 x 15 cm3, lubang tanah
berukuran 8 x 0,2 m3, drum berdiameter 100 cm, tinggi 45 cm.
d. Proses Pengomposan
Limbah
organik seperti sampah daun atau sayuran ditumpuk dan dibiarkan agar gas
yang dihasilkan hilang. Tumpukan itu disiram air setiap hari dan dibalik
minimal 3 hari sekali. Proses ini dilakukan sekitar 1 minggu.
Setelah
sampah tidak panas (suhu normal), tempatkan di wadah yang telah disediakan.
Akan lebih baik bila dicampur dengan kotoran hewan yang tidak baru dan
tidak kadaluwarsa. Pencampuran kotoran hewan ini dimaksudkan untuk
menambah unsur hara bagi pupuk yang dihasilkan. Setiap hari ditambahkan
makanan tambahan berupa kotoran hewan yang telah diencerkan seberat cacing
yang dipelihara, misalnya cacing 1 gram maka makanan tambahan yang
ditambahkan juga 1 gram.
Proses
pengomposan ini diakhiri setelah bahan menjadi remah dan terdapat
butir-butir kecil lonjong yang sebenarnya merupakan kotoran cacing. Hasil
kompos ini juga tidak berbau.
Setelah
cacing jadi, cacing dipisahkan dari casting secara manual yaitu dengan
bantuan tangan. Hasil casting dikering anginkan sebelum dikemas. Cascing
dari proses ini ternyata mengandung komponen biologis dan khemis. Komponen
biologis yang terkandung yaitu bakteri, actinonmycetes, jamur, dan zat
pengatur tumbuh (giberelin, sitokini dan auksin). Adapun komponen kimianya
yaitu pH 6,5 – 7,4, nitrogen 1,1 – 4%, fosfor 0,3 – 3,5%, kalium 0,2 –
2,1%, belerang 0,24 – 0,63%, mangnesium 0,3 – 0,6%, dan besi 0,4 – 1,6%.
2. Cara kedua
Cara ini dilakukan dengan cara: cacing yang berperan dalam proses ini sangat
spesifik karena hanya menguraikan kotoran kerbau dan tidak dapat menguraikan
jenis bahan organik lain, seperti kotoran sapi, kambing, jerami, sayuran maupun
dedaunan. Apabila berada dalam bahan organik selain kotoran kerbau, cacing
jenis ini akan mati. Jenis cacing yang berasal dari taiwan ini belum diketahui
sifat pastinya yang jelas, cacing ini mempunyai ukuran yang relatif kecil
dibandingkan jenis cacing pada umumnya, rata-rata sepanjang korek api, tubuhnya
berwarna merah.
Karena cacing ini hanya menguraikan kotoran kerbau, maka bahan utama untuk
cascing ini adalah kotoran kerbau. Kotoran yang baik untuk dikomposkan
kira-kira telah dibiarkan seminggu. Apabila kurang dari seminggu, kotoran
terlalu lembab. Namun apa bila terlalu lama maka kotoran terlalu kering
(kelembabannya kurang).
Tempat pengomposan sebaiknya beralas semen dan ternaungi dari sinar matahari
maupun air hujan. Ingat cacing tidak tahan sinar matahari langsung.
Tahap-tahap pengomposan sebagai berikut:
Cacing
(biasanya dengan medianya) dicampur dan diletakkan diantara kotoran
kerbau. Kotoran yang telah berisi cacing diletakkan dibentuk seperti
bedengan dengan lebar 60 cm, tinggi kurang lebih 15 dan panjang tergantung
bahan dan lokasi. Apabila kotoran ini terlalu kering karena telah lama
dibiarkan (lebih dari seminggu), sebaiknya kotoran ditutup dengan karung
goni untuk menjaga kelembaban.
Setelah
2-3 minggu, bedengan kotoran tersebut agak diratakan sehingga permukaan
menjadi lebar kurang lebih 1 m. Perlakuan ini untuk meratakan cacing juga.
Setelah
2-3 minggu, bedengan dikumpulkan lagi seperti nomor 2. Pada saat ini
kotoran tidak menggumpal lagi, sebagian besar telah berubah menjadi gembur
(remah). Pada tahap ini, disisi kiri dan kanan bedengan diberi tumpukan
kotoran kerbau lagi. Hal ini dilakukan karena cacing yang telah selesai
memakan kotoran yang pertama akan mencari makanan yang baru yaitu kotoran
yang baru diletakkan. Proses ini diperkirakan berlangsung selama 1 minggu.
Kotoran
dalam bedengan 1 akan bertambah gembur, remah, lebih kering, dan tidak
berbau tidak ada yang menggumpal. Kotoran kerbau yang telah menjadi
casting ini disaring dengan saringan pasir sehingga diperoleh hasil
cascing yang halus. Sisa dari penyaringan, berupa tanah atau jerami yang
tidak tersaring sebaiknya dibuang atau disisihkan.
Pada
tahap ini kemungkinan masih ada cascing yang lolos dari saringan sehingga
perlu dikeluarkan. Caranya yaitu dengan meletakkan kotoran kerbau yang
masih bongkahan disisi atau disekitar gundukan. Tunggu sekitar 1 minggu.
Dalam waktu tersebut diharapkan cacing akan keluar dari gundukan casting
dan berpindah ke kotoran kerbau yang baru.
Cascing
yang telah disaring dapat disaring lagi agar hasil yang diperoleh lebih
bagus. Adapun kotoran yang telah berisi casting dipisahkan untuk diproses
menjadi casting seperti no.2. Casting yang telah jadi dikemas dengan
plastik. Dari hasil laboratorium, casting yang dihasilkan dari kotoran
kerbau mempunyai kandungan sebagai berikut: Kadar lengas (%) 2mm : 10,286,
Kadar lengas (%) 0,5 mm : 10,1, C (%) : 39,532, BO (%) : 68,158, N total
(%) : 1,182, P total (ppm P) : 456,748, K total (%) : 1,504, Ca total (%)
: 0,208, Mg total (%) : 0,048, Zn (ppm) : 174,032, Cu (ppm) : tak
tersidik, Mn (ppm) : 1610,676, Fe (%) : 1,174, Humat (%) : 0,952, Fulfat
(%) : 0,626. Sumber bacaan: Membuat Kompos Secara Kilat oleh Yovita
Hety Indriani Warsana, SP.M.Si Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 4
Februari 2009.
1.6. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Komponen analisis budidaya cacing tanah di Bandung (Jawa Barat) adalah sebagai
berikut:
1. Modal tetap
Sewa tanah seluas 200 m 2 /tahun
Kandang pelindung:bahan bambu & atap rumbia
Kandang ternak uk 1,5X18 m 2 , Tg 50 Cm :11 bh
Media :
∞ Bahan media 6 Ton,
∞ Plastik 200 m,
∞ Pelepah Pisang Jumlah Modal Tetap
2. Biaya Penyusutan
Tanah
Kandang Pelindung
Kandang Ternak
Media
Bahan Media
Plastik
Pelepah Pisang Jumlah Biaya
Penyusutan
3. Modal Kerja
Bibit sebanyak 40 Kg
Pakan dalam bentuk limbah sayur(petsai, Mentimun) 5 Ton
Tenaga Kerja 4 orang
Jumlah
4. Jumlah modal yang dibutuhkan :
Modal tetap
Modal kerja
Total Modal
5. Produksi/4 bulan
Selama 4 bulan 1600 Kg
6. Biaya produksi/4 bulan
Biaya penyusutan
Modal kerja
Jumlah Biaya produksi/4 bulan
7. Keuntungan/4 bulan
Produksi/4 bulan
Biaya produksi/4 bulan
Jumlah Selisih Produksi – Biaya Produksi
8. Break Even Point
Keuntungan/4 bulan
Biaya Produksi/4 bulan
Jumlah selisih
Keuntungan selama 4 bulan
Untung bersih Produksi
BEP = Biaya Tetap [ 1 - (Biaya Penyusutan : Keuntungan)]
Artinya tingkat hasil penjualan sebesar ………………/ 4 bulan
9. Tingkat Pengembalian Modal
Modal Kembali =[Jumlah Modal Yang Diperlukan/(keuntungan + penyusutan)] *
1bulan = …… bulan dalam 1 kali Produksi. Jadi tempo yang diperlukan untuk
menutupi kembali Investasi adalah dalam 1 kali panen atau ………… bulan.
1.7. Gambaran Peluang Agribisnis
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat respon yang
besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya
permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing tanah.
Budidaya cacing tanah dapat memberikan hasil yang besar dengan penanganan yang
baik.
6.9. DAFTAR PUSTAKA
Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung :
Jum’ at, 2 Juli 1999).
Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya,
1992).
Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum’ at, 2 Juli 1999).
Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan
Dan Pengembangan, 1999).
Syaeful, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum’ at, 8 Juli 1999).
Waluyo,Neno, Wawancara dengan Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis,
24 Juni l999). Sumber lain dari internet.